DPW NasDem Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat 2 April 2021, akan membagikan sekitar 7000 paket sembako kepada penyintas yang tersebar dibeberapa Hunian Sementara (Huntara) di tiga wilayah, yakni Kota Palu, Sigi dan Donggala.
Bagi-bagi sembako itu menjadi salah satu rangkaian acara Rakorwil partai NasDem yang digelar di Kota Palu, sekaligus bentuk safari politik dari partai besutan Surya Paloh yang digeber di 34 Provinsi di tanah air.

Berdasarkan rilis yang diterima Trilogi Kamis malam 1 April 2021, disebutkan Rakorwil partai NasDem untuk Sulawesi Tengah akan dimulai pada hari Jumat yang dibuka langsung Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem Ahmad Ali, di Auditorium Hotel Santika Palu, yang berlangsung secara paralel.
Diperkirakan ada 100 lebih Pimpinan dan Anggota Fraksi NasDem se Sulawesi Tengah dipastikan hadir faktual pada kegiatan secara daring via zoom, yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Sulteng Hj. Nilam Sari Lawira bersama Gubernur Terpilih Rusdi Masturah dan Pimpinan DPW Atha Mahmud.
Plt Ketua DPD NasDem Kota Palu, Yahdi Basma, menuliskan dalam rilisnya, mengaku diperintah oleh Waketum Ahmad Ali untuk mengorganisir kedatangan Wakil Ketua MPR-RI Lestari Moerdijat, SS., MM yang juga Anggota DPR RI di Komisi X.

“Setelah 2 hari saya berkoordinasi dengan DPW dan DPP, Partai putuskan untuk distribusikan 7.000 Paket Sembako ke sejumlah titik HUNTARA di Palu, Sigi dan Donggala, dimulai dengan 2.000 Paket di Petobo dan sekitar Palu”, tulis YB, panggilan akrab Yahdi Basma.
Menurutnya, bahwa pembagian 7000 sembako itu, dedikasikan sebagai bagian dari program NasDem Peduli. Hal itu yang menjadi landasan para kader NasDem sebagai sebagai strategi untuk mengangkat citra partai NasDem ditengah publik. Kegiatan ini juga dilakukan oleh partai NasDem bagi korban tertimpa bencana di seluruh tanah air.
Untuk metode pendistribusian bantuan sembako bagi penyintas bencana Pasigala, Yahdi menambahkan, kegiatan itu dimulai dari shleter Huntara di Kelurahan Petobo, Kota Palu, lalu bergerak ke Kabupaten Sigi dan Donggala.
“Kita mulai dari PETOBO, karena di situ shelter terbesar bencana Pasigala 28 September 2021 silam. Catatan memory geologis kita harus terpatri, bahwa fenomena likuefaksi terbesar sepanjang sejarah bencana alam di dunia, Likuefaksi terbesar di abad ini adalah kejadian di Petobo, juga di Balaroa dan Jono Oge. Nah, Negara musti terampil kelola ini dalam manajemen disaster yang adil, inklusif dan berkelanjutan. Apa itu, adalah konstruksi MITIGASI BENCANA yang musti diatur ulang dengan lebih kuat. Makanya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana itu memang musti direvisi substansial”, demikian Yahdi Basma.
Pendistribusian ini juga dilakukan sebagai bentuk atas kehadiran partai NasDem ditengah publik untuk memberikan semangat bagi penyintas bencana. Sejauh ini, kata Yahdi, partai NasDem siap hadir di tengah gelombang masalah bangsa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari salah seorang penyintas bencana Likuefaksi di Petobo, menjelaskan hingga saat ini diketahui, dari sejumlah HUNTAP (Hunian Tetap) yang dikerjakan oleh Pemerintah Pusat, korban Petobo belum sepenuhnya mendapatkan hak nya.
184,5 Hektar lahan dan pemukiman warga Petobo yang hilang oleh gelombang likuefaksi kini jadi zona merah tak bertuan. Di area Petobo Atas, 4000an jiwa korban likuefaksi hingga kini menghuni HUNTARA yang telah koyak oleh silam 2 tahun berlalu.
“Kedatangan Ibu Wakil Ketua MPR RI yang membidangi apirasi masyarakat dan daerah, Ibu Lestari Moerdijat, kita harapkan jadi salah satu faktor pengungkit, semoga kegelisahan kami di Petobo, yang dua tahun lebih ini tidur tak nyenyak dibayangi harapan kosong, bisa segera berakhir dengan dibangunnya HUNTAP di Petobo Atas”, demikian Kato Moh. Rino, tokoh pemuda Palu yang juga Ketua Forum Korban di Petobo.