Follow TRILOGI untuk mendapatkan informasi terbaru. Klik untuk follow WhatsApp Chanel & Google News
Jakarta – Infrastruktur strategis di Sigi masih terseok di tengah geliat pembangunan nasional yang kian melaju. Meski disebut-sebut sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) dan pemasok kebutuhan industri besar di Morowali, geliat pembangunan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, nyaris jalan di tempat.
Kondisi inilah yang mendorong Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae bersama rombongan pemerintah daerah menyambangi kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kamis lalu.
Baca Juga : Kompak di Jakarta, Pemkab Sigi Siap Tancap Gas Bangun Daerah
“Kami bukan hanya penyangga Kota Palu, kami juga menyuplai bahan pangan dan kebutuhan industri di kawasan strategis. Tapi hingga hari ini, banyak potensi kami mandek karena terbentur infrastruktur yang tak memadai,” ujar Rizal dalam pertemuan yang diterima langsung oleh Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Jarot Indarto.
Rizal tidak datang sendirian. Ia didampingi Wakil Bupati Samuel Yansen Pongi, unsur pimpinan DPRD, dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
Kepada Bappenas, mereka menyerahkan daftar panjang pekerjaan rumah: mulai dari perbaikan konektivitas desa-kota, revitalisasi pertanian, hingga pembukaan akses menuju kawasan produksi komoditas unggulan.
Salah satu potensi yang mereka banggakan adalah kopi Dombu dari Marawola Barat juara satu Festival Kopi Nusantara di Jakarta.
Namun ironisnya, akses jalan menuju lahan kopi tersebut masih rusak parah.
Baca Juga : Pembangunan Infrastruktur Sigi Dapat Dukungan DPR RI
Di sektor peternakan, Kabupaten Sigi bahkan telah menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendirikan Sekolah Peternakan Rakyat di lima kecamatan.
Namun semua itu terhambat jika infrastruktur pendukung terus tertinggal.
“Visi pertanian kami jelas, berbasis klaster wilayah. Tapi kami terkendala aturan, salah satunya soal larangan pengadaan bibit oleh pemda. Padahal daerah yang tahu persis kebutuhan wilayahnya,” kata Wakil Bupati Samuel.
Bappenas pun mengakui pentingnya usulan tersebut. Direktur Pangan dan Pertanian, Jarot Indarto, menyatakan komitmennya untuk memprioritaskan pengajuan pembangunan dari Sigi, asal usulan resmi segera dikirim.
“Kami siap menindaklanjuti, tapi Pemkab harus masukkan proposalnya secara formal agar bisa kami sinkronkan dalam siklus perencanaan,” ucap Jarot.
Baca Juga : 5 Proyek Strategis di Kabupaten Sigi Diresmikan, Dorong Pembangunan Ekonomi dan Pariwisata
Langkah Pemkab Sigi ini bukan hanya soal infrastruktur strategis. Ini tentang menegaskan posisinya sebagai wilayah strategis yang layak dipertimbangkan menjadi bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis pangan dan peternakan.
Jika konektivitas desa-kota diperkuat, Sigi berpeluang menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Tengah, bukan sekadar bayang-bayang Palu atau pelengkap Morowali.
Namun waktu terus berjalan. Tanpa dukungan nyata dari pemerintah pusat, proposal itu bisa kembali berakhir di tumpukan arsip pembangunan yang penuh janji tapi kosong realisasi.
Pertemuan di Bappenas barangkali menjadi momentum terakhir Sigi mengetuk pintu prioritas nasional. Tinggal menunggu: apakah pintu itu dibuka, atau kembali dibiarkan tertutup rapat.