Tangani Debris dengan Aksi Terintegrasi
Selain menata jalan akibat endapan material lumpur, dalam penanganan banjir sepanjang ruas jalan nasional di Kabupaten Ampana dan Banggai, Satker PJN wlayah III juga menata sistim sungai dengan debris.
Setiap musim hujan, beberapa titik sepanjang ruas jalan nasional di Kabupaten Ampana menuju Kabupaten Banggai selalu terdampak banjir. Hal ini membuat Satker PJN wilayah III melalui PPK 3.2 Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan berbagai langkah.
Tak hanya langkah darurat sebagai tanggap bencana, tapi juga dengan langkah jangka panjang. Hal ini disampaikan secara tertulis oleh PPK 3.2 Provinsi Sulawesi Tengah, Windunoto Abisetyo yang juga diamini oleh Kasatker PJN wilayah III, Dian Maulana, ST MT belum lama ini.
Penanganan debris dampak dari aliran sungai yang membawa material lumpur hingga ke badan jalan, kata Windunoto Abisetyo, telah ditangani secara permanen di beberapa titik rawan. Sehingga tidak memberi dampak kerusakan pada bagian badan jalan yang menghambat jalur transportasi darat.
“Tahun 2023 ini dialokasikan anggaran Rp1,2 miliar untuk penanganan debris. Ini disebabkan oleh kondisi alam sepanjang ruas ini terdapat daerah berbukit sehingga begitu hujan turun, sungai-sungai yang sebelumnya mati membawa aliran air bersama debris” katanya.
Menurutnya dampak besar yang dikhawatirkan akibat debris ini, dapat mengakibatkan gerusan pada bagian oprit jembatan yang dapat menimbulkan kerusakan berat karena lintasan bawah jembatan tidak bisa menampung aliran debris jika volume debris terus meningkat sewaktu-waktu turun.
Dengan begitu, PPK 3.2 Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan kegiatan pembangunan sabo dam dan pemasangan bronjong di tiga titik rawan debris yang sudah ditentukan sepanjang ruas jalan nasional di Ampana – Balingara – Bunta – Pagimana.
“Tahun ini yang sudah dilakukan penangananya berupa pekerjaan Sabo dam dan bronjong yang dibangun pada sepanjang sungai untuk sebagai penahan atau perlambatan material debris dalam aliran sungai itu” tandasnya.
Seperti untuk diketahui bahwa sepanjang ruas jalan nasional Ampana – Balingara – Bunta – Pagimana membentang sejauh 161,47 km yang melintasi lereng gunung berbatu dan pesisir pantai. Tak heran jika melewati sepanjang ruas ini, pengendara akan dimanjakan oleh pemandangan laut dan gunung.

Akan tetapi jika hal itu juga membuat ruas jalan ini sering mengalami gangguan akibat akses terputus dampak dari limpasan debris yang turun hingga ke badan jalan ketika hujan lebat melanda area gunung. Tercatat sepanjang tahun 2022 lalu, Desa Bahu yang menjadi perlintasan jalur nasional tersebut, turut mengalami dampak dari debris.
Untuk itu, awal tahun 2023 lalu, Satker PJN wilayah III mengalokasikan anggaran Rp1,2 miliar untuk penanganan permanen debris yang digarap oleh PT Nugroho Lestari. Pembangunan Sabo dam dan pemasangan struktur batu atau bronjong menjadi solusi penanganan debris yang mampu mengurangi dampak dari debris sekaligus mengurangi gangguan pada fungsi jalan.
Selain pembangunan Sabo dam dan Bronjong, PPK 3.2 Provinsi Sulawesi Tengah, juga membangun konstruksi Box Culvert dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter atau 2 x 2 meter untuk mengaliri limpasan air dari sabo dam.
Dengan demikian dampak resiko bencana alam yang dapat menimbulkan kerusakan dapat dikurangi, sehingga dapat meningkatlan keamanan bagi infrastruktur jalan dan jembatan serta memberikan dampak manfaat bagi masyarakat setempat.