Silaturrahim politik antara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulteng, Anwar Hafid dan Reny A Lamadjido, dengan Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, atau yang akrab disapa Cudy, berlangsung pada Minggu pagi (1/12/2024) di kediaman pribadi Gubernur di Jalan Lagarutu, Kota Palu.

Pertemuan ini, meskipun tampak sederhana, menyimpan makna politis yang mendalam setelah proses Pemilu 2024.

Anwar dan Reny, yang kini menantikan hasil resmi Pilgub Sulteng, datang dengan tujuan untuk mempererat hubungan pasca-pemilu, serta meminta dukungan dan bimbingan dari Cudy yang telah menjabat sebagai gubernur selama dua periode.

“Sebagai adik, kami patutlah sowan ke Kak Cudy. Semoga beliau bersedia mendukung dan membimbing kami, terutama dengan pengalaman panjang beliau memimpin Sulteng,” ujar Anwar Hafid, calon gubernur dari pasangan BERANI (Anwar-Reny) melalui siaran pers yang diterima Trilogi.

Silaturrahim politik ini, meskipun terkesan informal, menyiratkan pesan penting tentang pentingnya kedekatan antar tokoh politik di Sulawesi Tengah.

Bagi Reny A Lamadjido, Cudy bukan hanya seorang rival politik, tetapi juga seorang figur yang memberikan banyak pelajaran dan pengalaman selama ia menjabat di pemerintahan.

“Om Cudy sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Beliau banyak membimbing saya, baik ketika menjadi wali kota Palu maupun gubernur Sulteng,” ungkap Reny dengan penuh rasa hormat.

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Demokrat Sulteng, Hidayat Pakamundi, yang turut mendampingi pasangan calon tersebut, menegaskan bahwa pertemuan ini hanya merupakan silaturrahim biasa tanpa membicarakan agenda politik lebih jauh.

“Tidak ada pembicaraan khusus. Semua hanya berbicara tentang silaturrahim antara adik dan kakak,” kata Hidayat.

Meski demikian, pertemuan ini tak lepas dari perhatian publik, mengingat kontestasi politik Pilgub Sulteng yang berlangsung cukup ketat.

Hasil quick count yang dirilis menunjukkan Anwar-Reny memperoleh 45,03 persen suara, unggul dari pasangan calon lainnya.

Namun, proses perhitungan suara yang masih berlangsung oleh KPU menjadi sorotan.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang, dalam kesempatan lain juga menyatakan bahwa penghitungan suara yang dilakukan dengan metodologi yang jelas harus dihormati, meskipun masyarakat juga diingatkan untuk tetap bersabar dan menunggu hasil resmi.

Selain menemui Cudy, Anwar dan Reny sebelumnya juga melakukan silaturrahim ke tokoh-tokoh lain, termasuk Ketua Utama Alkhairaat, HS Alwi bin Saggaf Aljufri, dan Sekjen PB Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang.

Menurut Alwi, meskipun hasil Pilkada belum final, penting bagi semua pihak untuk mengawasi proses perhitungan suara agar tidak ada manipulasi yang merugikan rakyat.

Silaturrahim politik ini bukan hanya menjadi ajang untuk membangun kedekatan antar pemimpin daerah, tetapi juga sebagai bentuk kedewasaan dalam berdemokrasi.

Diharapkan, pertemuan ini dapat memperlancar proses transisi kepemimpinan yang lebih baik untuk Sulteng ke depan.

Menurut juru bicara Cudy-Agusto, Andono Wibisono, kunjungan ini bertujuan untuk mengklarifikasi bahwa tidak ada pembicaraan mengenai langkah politik lanjutan, dan semua pihak sepakat untuk menunggu hasil resmi dari KPU.

“Silaturrahim ini adalah bagian dari kebersamaan, bukan bagian dari politik praktis,” tegas Andono.

Sebagai langkah selanjutnya, Alkhairaat dan berbagai elemen masyarakat sipil di Sulteng akan terus mengawal tahapan Pilkada hingga proses perhitungan suara selesai, memastikan tidak ada kecurangan yang terjadi.

Sementara itu, pasangan calon lainnya, Rusdy Mastura dan Sulaiman Agusto Hambuaka, yang berada di urutan ketiga, mengingatkan pentingnya menjaga integritas demokrasi dalam setiap proses Pilkada yang sedang berlangsung.

Silaturrahim politik ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara sesama pemimpin daerah, terutama dalam periode pasca-pemilu, untuk memastikan stabilitas politik dan sosial yang berkelanjutan di Sulawesi Tengah.