Satu Dokter Satu Kecamatan menjadi salah satu program unggulan yang diusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae dan Samuel Yansen Pongi, dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Program ini bertujuan untuk memastikan layanan kesehatan yang merata hingga ke pelosok Kabupaten Sigi, terutama bagi masyarakat yang selama ini menghadapi kesulitan akses medis.

Dalam forum diskusi terbuka bertajuk “ONE RESPON” yang digelar komunitas anak muda dan mahasiswa Sigi di Cafe Diamond, Desa Kabobona, Senin malam (18/11/2024),

Rizal menjelaskan pentingnya pemerataan tenaga medis di daerah tersebut. Ia menegaskan bahwa program Satu Dokter Satu Kecamatan dirancang untuk menjawab kebutuhan dasar kesehatan masyarakat di setiap kecamatan di Kabupaten Sigi.

“Kami ingin memastikan tidak ada masyarakat Sigi yang sakit tanpa mendapatkan pengobatan. Program ini menjadi solusi konkret untuk meningkatkan akses kesehatan bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Rizal, yang disambut tepuk tangan dari lebih dari 300 peserta yang hadir.

Selain kesehatan, Rizal juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai prioritas pembangunan daerah.

Ia menyebut program beasiswa pendidikan sebagai salah satu capaian penting pemerintah yang perlu terus diperkuat.

Saat ini, sejumlah anak dari Kabupaten Sigi telah menempuh pendidikan di lembaga prestisius, termasuk Yaman, SMA Taruna Nusantara, dan Universitas Alkhairat.

Namun, Rizal menekankan bahwa keberhasilan di bidang pendidikan dan kesehatan tidak cukup hanya dengan program sementara.

Komitmen jangka panjang, seperti Satu Dokter Satu Kecamatan, diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan cerdas.

“Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan layanan medis, tetapi juga mendukung anak-anak berprestasi di Sigi yang ingin menjadi tenaga medis. Pemerintah hadir untuk menjembatani impian mereka,” kata Rizal.

Dalam sesi dialog, perwakilan pemuda menyampaikan berbagai usulan, termasuk pembentukan Dinas Kebudayaan yang terpisah dari Dinas Pendidikan.

Rizal dan Samuel sepakat dengan ide tersebut, dengan catatan bahwa pembentukan dinas baru harus mengacu pada aturan yang berlaku.

“Kami menyambut baik usulan ini, karena budaya adalah identitas yang perlu dijaga. Namun, langkah ini membutuhkan perencanaan anggaran yang matang,” ujar Samuel.

Program Satu Dokter Satu Kecamatan juga diharapkan mampu melibatkan masyarakat lokal untuk mendukung pelaksanaan layanan kesehatan secara berkelanjutan.

Rizal optimis bahwa program ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun Sigi sebagai kabupaten yang sehat dan berdaya saing.

Dengan pendekatan strategis ini, Rizal-Samuel berkomitmen untuk menghadirkan perubahan nyata di Sigi.

Satu Dokter Satu Kecamatan bukan hanya janji politik, tetapi solusi jangka panjang yang memberikan dampak langsung bagi masyarakat.