Rekonstruksi Jembatan Palu 4 di Sulawesi Tengah kini memasuki tahap pengajuan perpanjangan waktu penyelesaian Extension of Time (EOT) kedua hingga 30 April 2025.
Proyek ini sempat mengalami kendala teknis yang menyebabkan perlunya perpanjangan waktu pertama hingga 20 Desember 2024.
EOT kedua diajukan berdasarkan rekomendasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) terkait durasi siklus konstruksi segmen struktur bangunan atas. Pemberi hibah, Japan International Cooperation Agency (JICA), saat ini sedang mengevaluasi permohonan tersebut.
Proyek rekonstruksi yang diinisiasi pada 1 Juli 2022 ini, dilaksanakan oleh kontraktor Tokyu Construction Co., Ltd. berkolaborasi dengan PT Waskita Karya, dengan konsultan dari Oriental Consultant Global Co., Ltd. dan Yachiyo Engineering Co., Ltd.
Baca Juga : Preservasi Jalan Nasional Tagolu-Ampana Tingkatkan Kemantapan Infrastruktur di Sulawesi Tengah !
Proyek ini menggunakan sistem kontrak lumpsum dengan nilai kontrak sebesar ¥ 2.026.000.000 atau setara dengan Rp214.825.615.993,80.
Rekonstruksi ini meliputi jembatan utama sepanjang 250 meter yang dibangun menggunakan metode Balanced Cantilever dan dilengkapi dengan dua jalan pendekat dari timbunan tanah sepanjang 382 meter di sisi barat dan 408 meter di sisi timur.
Kemajuan Fisik & Teknis Proyek
Berdasarkan laporan terakhir pada 17 September 2024, progres fisik proyek mencapai 66,20% dari target 77,20%, dengan deviasi sebesar 11%.
Tertundanya progres ini disebabkan oleh kondisi kahar yang terjadi selama konstruksi pondasi jembatan, serta tantangan teknis dalam pengerjaan struktur atas di Pier 1 dan Pier 2.
Saat ini, pekerjaan utama yang berlangsung adalah pemasangan segmen box girder pada kedua pilar jembatan. Pada Pier 2, pengerjaan segmen 4 dimulai setelah berhasil menyelesaikan stressing pada segmen 3 pada 18 September 2024.
Tim konstruksi sedang fokus pada pemasangan pembesian, instalasi ducting, dan tendon, serta persiapan pengecoran yang dijadwalkan dilakukan dalam minggu ini.
Di sisi barat, pekerjaan serupa berlangsung pada Pier 1 untuk segmen 2, yang mencakup pemasangan pembesian, ducting, instalasi tendon, dan formwork.
Pengecoran untuk segmen ini dijadwalkan pada 19 September 2024. Selain itu, pekerjaan timbunan di sisi timur dari STA 7+60 hingga STA 10+40 dan di sisi barat dari STA 0+00 hingga STA 2+10 telah mencapai tahap PHO (Provisional Hand Over).
Rencana Pekerjaan Selanjutnya
Pekerjaan segmental box girder pada Pier 2 hingga Abutment 2 direncanakan mencapai struktur end span pada akhir Oktober 2024.
Untuk mendukung struktur ini, penyedia jasa sedang mempersiapkan material shoring sebagai penopang sementara. Selain itu, tim proyek juga tengah menyusun detail metode kerja yang akan diajukan ke konsultan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
Sejalan dengan persiapan struktur end span, tim proyek juga akan melanjutkan pekerjaan timbunan secara paralel dengan pekerjaan struktur pada Oktober 2024.
Sisa pekerjaan yang mencakup 33,8% dari total proyek meliputi pemasangan pot bearing, pembongkaran form traveller, pekerjaan sub-base, aspal, pekerjaan backwall abutment, wheel guard, waterproofing, pipa drainase, pemasangan expansion joint, hand rail, penerangan, road marking, road drainage, bank protection, concrete curb, perkerasan, dan approach slab.
Baca Juga : Preservasi Jalan Nasional Toboli-Parigi | Proyek SBSN Kunci Konektivitas di Sulawesi Tengah !
Pada 11 September 2024, JICA selaku pemberi hibah mengadakan pertemuan kualitas ketiga untuk meninjau progres proyek, khususnya pada struktur atas di Pier 1 dan Pier 2.
Pertemuan yang dipimpin oleh Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Sulawesi Tengah, Dadi Muradi, S.T., M.T., juga membahas pengajuan EOT kedua.
Diskusi difokuskan pada masalah keselamatan dan kualitas, serta upaya untuk memastikan bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai standar yang disepakati.
JICA sebagai lembaga donor memberikan perhatian besar terhadap kualitas proyek ini. Sebagai bagian dari komitmen mereka, JICA secara rutin melakukan evaluasi lapangan untuk memantau implementasi proyek yang didanai oleh lembaga tersebut.
Pertemuan ini juga menjadi ajang evaluasi bagi kontraktor dan konsultan untuk memastikan setiap tahapan proyek dilakukan dengan baik.
Meski mengalami deviasi dari jadwal awal, harapan besar tetap ditujukan pada penyelesaian rekonstruksi Jembatan Palu 4 yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi mobilitas masyarakat Sulawesi Tengah.
Baca Juga : GERCEP BPJN Sulteng | Longsor Kebun Kopi Berhasil Diatasi dalam Hitungan Jam, Jalan Kembali Lancar !
Dengan panjang total jembatan 250 meter, lebar 12 meter, dan dua jalur lalu lintas, jembatan ini akan menjadi infrastruktur vital yang menghubungkan wilayah barat dan timur Sulawesi Tengah.
Proyek ini juga mencakup struktur utama jembatan menggunakan prestressed concrete box girder dengan tipe abutment T terbalik, pilar hollow pier, dan pondasi cor di tempat dengan diameter 1,8 meter.
Setiap pilar dilengkapi dengan 16 bore pile dengan kedalaman hingga 57 meter, memastikan stabilitas struktur untuk menopang beban kendaraan yang melintasi jembatan ini.
Dengan pengajuan EOT kedua yang diharapkan dapat disetujui, proyek ini akan dilanjutkan hingga akhir April 2025.
Masyarakat dan pemerintah setempat menantikan penyelesaian jembatan ini sebagai bagian dari upaya pemulihan infrastruktur pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu pada 2018 lalu.
Baca Juga : Pelebaran Jalan Trans Sulawesi | Mega Proyek 120 Miliar Akan Mengubah Wajah Sulawesi !
Rekonstruksi Jembatan Palu 4 di Sulawesi Tengah, yang sempat terhambat akibat kondisi kahar, kini memasuki tahap penting dengan pengajuan perpanjangan waktu kedua.
Dengan peran serta JICA sebagai pemberi hibah dan pengawasan ketat dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan dapat selesai sesuai rencana pada April 2025.
Penyelesaian jembatan ini tidak hanya akan meningkatkan konektivitas wilayah tetapi juga menjadi simbol bangkitnya kembali Sulawesi Tengah dari keterpurukan.