Proyek penanganan longsoran di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, yang merupakan bagian dari paket Preservasi Jembatan dan Penanganan Longsoran di ruas jalan nasional, telah mencapai progres fisik lebih dari 71 persen.
Proyek ini ditargetkan rampung pada Oktober 2024, lebih cepat dua bulan dari jadwal kontrak yang semula berakhir pada Desember 2024.
Dengan panjang efektif jalan yang diperbaiki mencapai 12,80 kilometer, proyek penanganan longsoran di Buol saat ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir.
Baca Juga : Preservasi Jalan Nasional Toboli-Parigi | Proyek SBSN Kunci Konektivitas di Sulawesi Tengah !
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN wilayah 1, Deddy Junaidi, ST,.MT melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi Sulawesi Tengah, Novia Endhianata, ST., MT., mengungkapkan bahwa progres keuangan proyek ini juga telah mencapai 69 persen.
“Kami optimis proyek ini akan selesai lebih cepat. Saat ini, pekerjaan efektif sudah ditangani sepanjang 10,28 kilometer. Sisanya hanya tinggal 1,8 kilometer untuk rehabilitasi minor dan rekonstruksi sepanjang 100 meter,” ungkap Endhi dalam pernyataan tertulis, Kamis 18 September 2024.
Proyek penanganan longsoran di Buol ini melibatkan rekonstruksi jalan dan rehabilitasi jembatan.
Langkah-langkah preventif juga diterapkan guna meningkatkan daya tahan jalan, sehingga jalan dapat berfungsi lebih lama dan lebih aman bagi para pengguna.
Baca Juga : 10,28 Km Penanganan Efektif Ruas Jalan Nasional di Buol Teraspal Mulus | Siap Tuntas Dua Bulan Lebih Cepat !
Proyek ini dilaksanakan oleh PT Alqybar Resky Mandiri, dengan pengawasan dari konsultan supervisi PT Nursey – PT Cipta Strada – PT Duta Teknik Utama.
Ruas jalan Umu-Paleleh-Lokodoka-Buol menjadi fokus perbaikan dalam proyek ini karena perannya yang sangat strategis dalam menghubungkan berbagai wilayah di Sulawesi Tengah.
Dengan perbaikan ini, diharapkan konektivitas antarwilayah dapat semakin lancar, sekaligus mendorong perekonomian lokal.
Distribusi barang dan jasa yang lebih cepat diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Penanganan longsoran di Buol ini, selain memperkuat infrastruktur fisik, juga bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan bagi para pengguna jalan.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, yang merasakan manfaat langsung dari perbaikan jalan tersebut.
“Kami berharap proyek ini bisa menjadi contoh keberhasilan dalam pembangunan infrastruktur jalan nasional, khususnya di Sulawesi Tengah,” kata Endhi.
Baca Juga : GERCEP BPJN Sulteng | Longsor Kebun Kopi Berhasil Diatasi dalam Hitungan Jam, Jalan Kembali Lancar !
Selain meningkatkan konektivitas, proyek ini juga dipandang sebagai upaya penting dalam meningkatkan keamanan dan kelancaran distribusi di wilayah tersebut.
Dengan nilai proyek mencapai Rp 11,4 miliar, penanganan longsoran di Buol diharapkan menjadi awal dari proyek-proyek infrastruktur lain yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah.