Jalan ambles di Poso kembali menghambat akses transportasi di Sulawesi Tengah.
Peristiwa yang terjadi di Desa Watuawu, Kecamatan Lage, pada Selasa (23/1/2025), menyebabkan terganggunya arus lalu lintas menuju Kabupaten Tojo Una-Una dan Banggai.
Insiden ini berdampak besar pada aktivitas ekonomi masyarakat di kawasan tersebut.
Kepala Satuan Kerja PJN Wilayah IV Sulawesi Tengah, Ir. Yafoor Sulaiman, ST. MT, mengonfirmasi kejadian tersebut.
“Kami sedang menuju lokasi dan menyiapkan jembatan darurat serta alat berat untuk percepatan penanganan,” tulisnya dalam pesan singkat, Kamis (22/1/2024).
Ia menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah mempersiapkan Jembatan Bailey untuk diberangkatkan untuk memastikan kelancaran lalu lintas di jalur yang terdampak.
Jalan ambles Poso bukan pertama kali terjadi di kawasan ini. Pada tahun 2022, ruas jalan nasional Tumora-Tambarana-Dalam Kota Poso-Tagolu-Tentena-Taripa sempat mengalami peristiwa serupa.
Balai Pelaksanaan Jalan NAsional (BPJN) Sulawesi Tengah pun mengalokasikan anggaran pada Tahun 2023 untuk menangani kondisi tersebut secara permanen.
Penanganan DPT Watuawu
Dinding Penahan Tanah (DPT) Watuawu yang berada di ruas jalan nasional Tagolu-Tentena menjadi prioritas utama dalam upaya perbaikan infrastruktur.
BPJN Sulawesi Tengah memastikan bahwa penanganan DPT dilakukan dengan metode Bore Pile sebagai pondasi dalam, yang memiliki kedalaman 24 meter dengan diameter 80 cm.
Menurut data BPJN Sulawesi Tengah, proyek ini menggunakan beton bertulang dengan ketinggian 7 meter untuk memastikan daya tahan dan keamanan jalan.
Proyek rehabilitasi jalan nasional ini dilaksanakan melalui skema long segmen dengan panjang penanganan 60 meter.
Dampak terhadap Perekonomian dan Transportasi
Amblesnya jalan di Poso menyebabkan distribusi logistik terganggu, sementara kendaraan besar terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh.
Para pengusaha dan warga setempat berharap perbaikan dapat segera diselesaikan agar aktivitas ekonomi kembali normal.
Jalan ambles di Poso menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur di daerah rawan longsor.
BPJN Sulawesi Tengah memastikan bahwa upaya perbaikan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga memberikan solusi jangka panjang untuk menjaga kelancaran akses transportasi.