Debat Pilgub Sulteng 2024 yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 16 Oktober mendatang menuai beragam tanggapan dari para kandidat.
Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Dr. Anwar Hafid, M.Si dan dr. Reny A. Lamadjido, M.Kes, menegaskan bahwa lokasi debat bukanlah masalah utama.
Anwar Hafid berpendapat, yang terpenting adalah bagaimana visi dan misi paslon tersampaikan kepada masyarakat melalui siaran televisi.
“Inti dari debat itu bukan di mana tempatnya, tapi bagaimana visi dan misi paslon dapat disebarluaskan melalui televisi, terutama karena yang hadir di lokasi sangat terbatas.
Kalau debatnya di ruang terbuka dengan ribuan masyarakat, tentu tempatnya harus di Palu,” kata Anwar Hafid melalui sambungan telepon, Senin (14/10/2024).
Mantan Bupati Morowali dua periode ini menambahkan bahwa penyelenggaraan debat di Jakarta atau di tempat lain tidak akan banyak mempengaruhi hasilnya, mengingat debat ini akan disiarkan oleh beberapa stasiun televisi.
Ia menegaskan bahwa format debat kali ini lebih mengutamakan komunikasi antara pasangan calon dan panelis, bukan komunikasi langsung dengan masyarakat.
Terkait biaya perjalanan bagi tim paslon dari Palu ke Jakarta, Anwar Hafid mengakui bahwa beban biaya memang cukup besar.
Biaya tiket pesawat, akomodasi, dan konsumsi harus ditanggung oleh masing-masing tim.
Namun, ia menambahkan bahwa biaya untuk pelaksanaan debat di studio televisi di Jakarta lebih efisien karena peralatan sudah tersedia di sana, dibandingkan harus memindahkan peralatan ke Palu.
“Menurut saya, biaya stasiun televisi lebih murah jika debat digelar di Jakarta daripada di Palu, karena tidak perlu mengangkut peralatan yang tentu membutuhkan biaya besar,” ujarnya.
Sementara itu, calon gubernur nomor urut 1, Ahmad Ali, menyuarakan protes terhadap pelaksanaan debat di Jakarta.
Menurutnya, debat tersebut seharusnya diselenggarakan di Sulawesi Tengah, bukan di luar provinsi. Ahmad Ali berpendapat bahwa debat ini ditujukan untuk warga Sulteng, dan pelaksanaannya di Jakarta kurang relevan bagi masyarakat setempat.
“Debat ini untuk warga Sulteng, bukan untuk pemirsa di seluruh Indonesia. Jika debat dilakukan di Sulteng, masyarakat bisa datang langsung untuk menyaksikan dan mendengarkan pemaparan para calon,” kata Ahmad Ali, Senin (14/10/2024).
Ketua Bawaslu Sulawesi Tengah, Nasrun, juga memberikan tanggapan mengenai hal ini.
Ia menyarankan agar debat publik atau terbuka lebih diutamakan untuk diselenggarakan di provinsi atau kabupaten/kota terkait, guna memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat setempat untuk menyaksikan langsung.
Debat Pilgub Sulteng 2024 ini akan disiarkan oleh beberapa stasiun televisi nasional, termasuk TVRI, dan diharapkan dapat menjadi sarana penting bagi masyarakat Sulawesi Tengah dalam menentukan pilihan pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang akan berlangsung pada 27 November 2024.