“Kehadiran Bendungan Jlantah, tentunya akan menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi Jawa Tengah. Saat ini konstruksinya telah mencapai 44 %, dan akan dipercepat proses penyelesaiannya dari rencana Desember 2023 menjadi Oktober 2023,” kata Jarot Widyoko.

Jarot Widyoko menambahkan, nantinya Bendungan Jlantah akan dilakukan penghijauan dan konservasi dengan menanam sejumlah pohon Bambu Petung.

“penanaman tentunya nanti bisa melibatkan masyarakat setempat,” ujarnya. 

Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan, Bendungan Jlantah merupakan tipe urugan random pasir kerikilan atau zonal inti tegak, yang memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 bersumber dari aliran Sungai Jlantah.

 “konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m. Adapun kontraktor PT. Waskita Karya (Persero) dan PT. Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar,” terangnya.