Ketua Kosgoro 1957 Gunardi, mengaku mendukung adanya pembangunan smelter tembaga yang berdiri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah.

Pasalnya potensi tembaga di beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Tengah sangat memadai, bahkan dengan berdirinya pabrik pengolahan tembaga nantinya akan memberikan dampak ekonomi secara meluas bagi masyarakat Sulawesi Tengah.

“Kita support pembangunan smelter tembaga. Dengan adanya pabrik pengolahan akan ada pertumbuhan ekonomi baru dan penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran akan berkurang, “ Kata Gunardi yang dikutip dari rilis yang diterima Trilogi Sabtu 7 Januari 2023.

Kepada sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Konsorsium Media Sulteng, menyampaikan, bahwa dengan adanya pembangunan smelter tembaga di KEK Palu bisa meredam konflik ditengah masyarakat yang ada di Kabupaten Tolitoli khususnya di Desa Oyom yang memiliki potensi tembaga dengan kualitas terbaik.

“Saya menyambuat baik pembangunan smelter tembaga di KEK Palu, karena ini bisa meredam konflik ditengah masyarakat pasca masuknya doktrin pihak – pihak lain ke masyarakat Oyom, Tolitoli,” ujar Gunardi yang juga Inspektur Tambang Kementrian ESDM untuk Sulawesi Tengah.

Menurutnyasaat ini, masyarakat di Kabupaten Tolitoli khususnya di Desa Oyom, masih menunggu kepastian kebenaran pembangunan smelter tembaga di KEK Palu ini.

Sebab, beberapa bulan sebelumnya beredar informasi bahwa di Tolitoli akan dibangun juga smelter mini.

“Informasi smelter mini itu, tersebar luas ditengah masyarakat. Namun dengan adanya smelter tambaga di KEK Palu ini, secara tidak langsung sudah menghapus informasi akan adanya smelter mini itu. Ini berarti, tidak ada lagi itu smelter mini,” terang Gunardi.

Dikatakan, dengan adanya smelter tembaga di KEK Palu, masyarakat Oyom bisa bernafas legah karena potensi tembaga di Desa Oyom bisa dikelola setelah Izin Pertambangan Rakyat atau IPR untuk koperasi di desa itu sudah keluar, karena wilayah Desa Oyom sudah ditetapkan menjadi Wilayah Pertambangan Rakyat atau WPR dari Kementrian ESDM RI.

“Konsep koperasi untuk mengelola tembaga di Oyom, sangat luar biasa. Itu sangat sejalan dengan visi Kosgoro 1957 yakni gerakan ekonomi berazaskan kekeluargaan, sehingga konsep koperasi ini sangat tepat diterapkan,” katanya.

Gunardi berharap, masyarakat Oyom yang tergabung dalam koperasi, bisa bermitra langsung dengan smelter tembaga di KEK Palu, sehingga bisa menghindari adanya cukong yang bisa memanfaatkan koperasi masyarakat untuk mengeruk keuntungan dari masyarakat.

“Koperasi harus bermitra langsung dengan pabrik smelter, supaya tidak ada cukong yang bermain dengan memanfaatkan masyarakat,” tandasnya.

Saat ini, proses pembangunan smelter tembaga sudah memasuki 80 persen pekerjaan, sehingga tinggal 20 persen lagi sudah rampung dikerjakan dan akan segera dioperasikan.