Smelter tembaga PAM Group bersama emitanya PT Wanhong Nonferrous Recycling Utilization (WNRU) yang beroperasi di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, masuk tahap uji coba produksi pada bulan Maret mendatang.
Perseroan menargetkan untuk tahap uji coba kedepan, dilakukan dengan mengoperasikan dua tungku smelter tembaga yang berkapasitas ratusan ton.
“Target produksi tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat Sulteng dengan menyerap tenaga kerja lokal” kata Komisaris Utama PT WNRU, Andre Pahlevi Situmeang, saat menerima kunjungan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura diarea KEK Pantoloan, Jumat 6 Januari 2023.
Andre membeberkan, bahwa saat ini aktifitas pembangunan pabrik smelter tembaga yang berada diatas lahan seluas 100 hektare itu sudah melebihi setengahnya.
Dia juga memastikan, jika dalam uji coba produksi Maret mendatang, perseroan akan mengoperasikan dua tungku smelter pada tahap awal dari 10 total tungku yang sedang dibangun di pabrik.
“Pembangunan ini di upayakan rampung sekira akhir bulan Februari dan untuk sekarang baru ada dua tungku yang rampung. Insya Allah, kalau tidak ada halangan, material Raw readi dibulan ini, awal Februari kita Runing” bebernya.
Perseroan juga, tambah Andre, memperkirakan untuk mengoperasikan dua tungku smelter di tahap uji coba produksi nantinya, perseroan akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
“Satu tungku itu akan menyerap 1500 tenaga kerja, dan itu akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura, yang didampingi oleh Staf Ahli Bidang Investasi Roni Tanusaputra, bersama PLT Kadis Bina Marga dan Pentaan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah, Basir Tanase, mengapresiasi langkah investor yang sudah membangungn smelter pertama dikawasan KEK Palu.
“Saya merasa kagum dan terima kasih kepada teman investor, karena merekalah yang membuat, makanya kita harus lindungi investor di daerah kita ini supaya mereka mau berinvestasi di negeri ini,” ujarnya dihadapan para Investor Smelter itu.
Gubernur Rusdi juga mengatakan, dengan pembangunan smelter tembaga itu bisa dipastikan akan menyerap banyak tenaga kerja, sehingga bisa menurunkan pengangguran di Sulteng dan juga menurunkan angka kemiskinan.
Diketahui pembangunan smelter tembaga di KEK Palu, dikembangkan sesuai kebutuhan pasar dan adanya potensi raw material yang akan disuplai dari beberapa Kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah seperti dari Kabupaten Tolitoli, Buol, Parigi, Donggala, bahkan dari luar Sulteng pun, seperti Gorontalo.
Dengan adanya potensi tersebut, perseroan mempertegas bahwa, Raw Meterial yang masuk ke smelter dipastikan harus mempunyai izin yang sah dan bukan material ilegal.
Saat ini pembangunan infrastruktur pendukung pabrik diarea perusahaan terus dikebut. Mulai dari pembangunan area pabrik, workshop, office dan infrastruktur pendukung lainya.