Proyek pengendalian sedimen di Sungai Paneki dan Sungai Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang dikerjakan oleh kontraktor PT Arafah Alam Sejahtera, diduga mengalami sejumlah permasalahan yang dikhawatirkan akan memperburuk situasi.
Proyek ini, yang bernilai Rp78,8 miliar, mendapat sorotan tajam dari warga karena keterlambatan pengerjaan serta dugaan ketidaksesuaian kualitas bangunan yang dapat merugikan negara.
Proyek ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan erosi dan sedimentasi di kedua sungai tersebut yang sering kali menimbulkan banjir.
Baca Juga : Korupsi Gelap Hutan Sawit Morowali
Namun, realisasi proyek yang dimulai sejak April 2023 masih jauh dari selesai, meskipun tenggat waktu yang diberikan sudah hampir habis. Warga di sekitar Desa Jono, Kecamatan Sigi Biromaru, kini mempertanyakan efektivitas proyek ini.
Anton, salah satu warga setempat yang telah lama mengamati proyek pengendalian sedimen ini, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Bangunan Sabo Dam di Sungai Paneki ini terlihat mudah tergerus. Tulangan di beberapa bagian tampak terlalu kecil, dan ini membuat kami khawatir proyek ini tidak akan bertahan lama,” ungkap Anton.
Ia menambahkan bahwa bangunan pengendali sedimen yang seharusnya menjaga tebing sungai dari erosi justru terlihat rentan rusak oleh air sungai yang deras saat musim hujan tiba.
Baca Juga : Regulasi Tambang Batu Gamping | Desa Lelang Terancam !
Pengendalian sedimen Sungai Paneki dan Sungai Bangga merupakan bagian dari paket pekerjaan yang meliputi pembangunan beberapa infrastruktur utama, termasuk pembangunan Check Dam dan Konsolidasi Dam di Sungai Paneki serta pekerjaan tanggul di Sungai Bangga.
Pekerjaan ini sangat penting untuk mengendalikan kecepatan aliran debris dan menahan sedimen agar tidak menimbulkan banjir yang lebih besar di wilayah tersebut.
Namun, beberapa item pekerjaan dilaporkan belum selesai, bahkan beberapa di antaranya diduga kuat tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang diharuskan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai I dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Sulawesi Tengah, yang bertanggung jawab atas proyek ini, dikritik karena dianggap kurang melakukan pengawasan yang memadai.
Baca Juga : Hilang Cuan Pemeliharaan Jalan
Selain itu, kontraktor pelaksana diduga melakukan penyimpangan dalam penggunaan material yang seharusnya, sehingga kualitas bangunan dipertanyakan.
Dalam inspeksi lapangan belum lama ini, ditemukan adanya indikasi bahwa bahan-bahan yang digunakan, seperti beton dan tulangan, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Beton yang digunakan pada pengecoran mercu utama dan kedua diduga bercampur dengan bahan lain yang menurunkan mutu struktur, sementara besi polos yang digunakan sebagai tulangan disambungkan dengan besi ulir, yang seharusnya tidak boleh terjadi. Hal ini menyebabkan beberapa bagian bangunan yang telah selesai mudah rusak dan tergerus oleh aliran air.
Sejak proyek dimulai, masyarakat berharap pembangunan infrastruktur ini akan memberikan perlindungan dari bencana banjir.
Namun, dengan berbagai permasalahan yang muncul, mereka semakin khawatir jika proyek tersebut tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Baca Juga : Temuan Lawas di Proyek Bencana
Selain itu, adanya kekhawatiran akan keterlambatan penyelesaian proyek dapat menambah beban keuangan negara, terutama karena proyek ini didanai dari pinjaman JICA (Japan International Cooperation Agency).
Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, proyek Perbaikan Sungai dan Pengendalian Sedimen di Sungai Paneki dan Sungai Bangga senilai Rp78,8 miliar mencakup beberapa item penting yang menjadi bagian dari paket pekerjaan tersebut. Berikut ini adalah rincian penanganan yang dilakukan:
Pekerjaan Check Dam Oprit Type di Sungai Paneki :
Dibangun sebanyak 1 unit dengan tinggi 7,5 meter dan panjang 60 meter. Check Dam ini berfungsi untuk mengurangi laju erosi dan mengendalikan sedimen di bagian arus tengah Sungai Paneki (middlestream).
Pekerjaan Konsolidasi Dam di Sungai Paneki :
Terdapat 3 unit Konsolidasi Dam yang dibangun, yaitu:
– Dam Kons 1 : Tinggi 5 meter dan panjang 32 meter.
– Dam Kons 2 : Tinggi 5 meter dan panjang 32 meter.
– Dam Kons 3 : Tinggi 5 meter dan panjang 32 meter.
Ketiga dam ini berperan dalam menstabilkan dasar sungai dan mencegah sedimentasi berlebihan.
Pekerjaan Revetment di Sungai Paneki :
Merupakan pekerjaan untuk memperkuat tebing sungai dan mengurangi dampak erosi pada tebing sungai.
Pekerjaan Dyke Soil Cement di Sungai Bangga :
Pekerjaan ini mencakup pembangunan tanggul dengan tinggi 6 meter, bertujuan untuk menahan aliran debris dan mengendalikan sedimen agar tidak meluap ke area permukiman.
Proyek ini sangat krusial untuk menjaga kestabilan ekosistem sungai serta melindungi masyarakat sekitar dari potensi banjir dan erosi yang dapat membahayakan.
Sampai berita ini diterbitkan PPK Sungai dan Pantai 1 Satker PJSA BWSS III bersama penyedia jasa PT Arafah Alam Sejahterah belum dilakukan upaya konfirmasi terkait dengan persoalan ini.