BanggaiHaul Guru Tua di Banggai 2025 kembali menyedot perhatian ribuan jamaah dari berbagai wilayah Sulawesi Tengah.

Sejak subuh, Lapangan Potoutusan, Kecamatan Kintom, Kabupaten Banggai, dipadati umat Islam yang hadir untuk memperingati Haul Guru Tua dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Acara ini dihadiri Bupati Banggai, Wakil Bupati, unsur kepolisian, tokoh agama, serta keluarga besar Al-Jufri yang menjadi penerus perjuangan dakwah Al-Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.

Haul Guru Tua dan Maulid Nabi Muhammad SAW

Dalam acara tersebut tampak hadir Habib H. S. Sagaf bin Muhammad Aljufri, Habib H. S. Alwi Aljufri, Lc., M.A., dan Habib Dr. H. S. Ali Hasan Aljufri.

Mereka merupakan cucu dan keturunan Guru Tua yang melanjutkan kiprah dakwah dan pendidikan Islam melalui Al-Khairaat.

Habib H. S. Alwi Aljufri, Lc., M.A., dalam tausiyahnya mengingatkan pesan Guru Tua kepada jamaah.

“Cintailah Rasulullah SAW dengan sepenuh hati. Perbanyaklah shalawat, karena di sanalah kita akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak,” ujarnya.

Guru Tua, yang bernama lengkap Al-Habib Idrus bin Salim Aljufri, lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman pada 15 Maret 1892.

Ia menempuh pendidikan agama di tanah kelahirannya sebelum berlayar ke Nusantara pada 1920-an.

Perjalanan dakwahnya sempat singgah di beberapa daerah hingga akhirnya menetap di Palu, Sulawesi Tengah.

Pada 1930, beliau mendirikan madrasah pertama yang menjadi cikal bakal organisasi pendidikan dan dakwah Al-Khairaat.

Dari Palu, ajaran dan pendidikannya berkembang ke Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Guru Tua dikenal sebagai ulama yang sederhana, tegas, dan penuh kasih dalam membimbing umat. Ia wafat di Palu pada 22 Desember 1969.

Hingga kini, ribuan madrasah dan pesantren Al-Khairaat yang tersebar di Indonesia Timur menjadi bukti warisan perjuangannya.

Peringatan Haul Guru Tua di Banggai 2025 digelar bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ribuan jamaah yang hadir mengaku ingin mengenang keteladanan ulama besar tersebut sekaligus mempertegas kecintaan kepada Rasulullah.

“Acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pengingat agar umat Islam meneladani perjuangan Guru Tua dalam menegakkan pendidikan Islam yang rahmatan lil alamin,” kata seorang tokoh agama setempat.

Pemerintah daerah Banggai menyebut haul ini sebagai ajang memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Kehadiran jamaah dari berbagai kecamatan dan luar daerah menunjukkan bahwa warisan Guru Tua tetap hidup dalam masyarakat.

Menurut catatan Al-Khairaat, jumlah madrasah dan pesantren binaan Guru Tua kini telah mencapai ribuan unit di kawasan timur Indonesia.

Hal ini menjadi bukti bahwa sejarah dakwah Guru Tua di Sulawesi masih relevan dengan tantangan pendidikan Islam masa kini.

Haul Guru Tua di Banggai bukan pertama kalinya menarik ribuan jamaah. Setiap tahun, peringatan ini selalu menjadi magnet spiritual bagi masyarakat.

Dibandingkan dengan haul sebelumnya, tahun ini kehadiran tokoh-tokoh Al-Jufri semakin memperkuat pesan bahwa nilai-nilai dakwah Guru Tua tetap terjaga lintas generasi.

Momentum ini juga memberi pengingat bahwa peran pendidikan Islam yang moderat dan terbuka, sebagaimana diwariskan Guru Tua, memiliki pengaruh penting dalam menjaga kerukunan masyarakat di Indonesia Timur.

Haul Guru Tua di Banggai 2025 menegaskan bahwa meski lebih dari lima dekade berlalu sejak wafatnya Al-Habib Idrus bin Salim Aljufri, cahaya ilmunya tetap menyinari umat.

Melalui Al-Khairaat, dakwah dan pendidikan Islam yang diwariskannya terus hidup, menyatukan jamaah dalam semangat persaudaraan dan cinta Rasulullah.