Desa Tampabatu, Kecamatan Ampana Tete, Kabupaten Tojo Unauna, kini menyaksikan perubahan besar dalam akses pendidikan bagi anak-anak mereka.

Bantuan kemanusiaan Sulawesi Tengah berupa sebuah unit mobil minibus untuk antar jemput anak sekolah telah tiba di desa ini, membawa angin segar bagi masyarakat yang sebelumnya menghadapi tantangan besar dalam menyediakan transportasi sekolah.

Bantuan tersebut diserahkan oleh Ahmad Ali, bakal calon gubernur Sulawesi Tengah, yang mendengar langsung keluhan warga mengenai kesulitan transportasi anak-anak ke sekolah.

Sebelumnya, pada 23 November 2024, kendaraan tersebut telah diperkenalkan kepada masyarakat.

Namun, penyerahannya tertunda karena alasan memasuki masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Akhirnya, pada 2 Desember 2024, mobil minibus diserahkan oleh Ketua DPD NasDem Tojo Unauna, Sovianur Kure, yang juga merupakan calon bupati Touna, di hadapan warga Desa Tampabatu.

Penyerahan bantuan ini disambut haru oleh masyarakat, terutama oleh orang tua yang sebelumnya kesulitan mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

“Menangis semua dorang waktu saya antar itu oto,” ujar Sovianur Kure, yang dikenal dengan sapaan Haji Oya.

Masyarakat tampak sangat emosional, menunjukkan betapa besar harapan mereka terhadap kehadiran bantuan tersebut.

Ahmad Ali, dalam kesempatan itu, menegaskan bahwa bantuan ini tidak ada kaitannya dengan Pilkada, melainkan murni dilaksanakan demi kemanusiaan.

“Kalian tidak punya utang apa-apa terhadap apa yang saya lakukan kepada kalian saat ini,” tegas Ahmad Ali dalam pertemuan sebelumnya dengan warga di Padang Uloyo pada 19 September 2024.

Namun, di balik kebahagiaan tersebut, terdapat ironi yang cukup mencolok.

Meskipun Ahmad Ali telah berupaya memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat, di Pilkada sebelumnya, suara Ahmad Ali di Desa Tampabatu nyaris kalah dengan pasangan calon lain, hanya selisih tipis.

Hal ini menunjukkan adanya sikap pragmatisme di kalangan sebagian masyarakat setempat, yang seolah tidak melihat siapa yang telah membantu mereka.

“Mereka semua seperti pragmatis,” ungkap Sovianur Kure dengan nada kecewa, menggambarkan pandangan sebagian warga yang mungkin kurang memahami dampak jangka panjang dari bantuan yang diberikan.

Meski demikian, Ahmad Ali tetap optimis bahwa bantuan ini akan membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat Desa Tampabatu.

Keberadaan mobil minibus ini kini menjadi simbol nyata kepedulian seorang pemimpin terhadap kebutuhan dasar warganya. Anak-anak Desa Tampabatu tidak lagi harus menempuh perjalanan sulit untuk mencapai sekolah mereka.

Bantuan kemanusiaan Sulawesi Tengah ini lebih dari sekadar transportasi. Ini menjadi contoh konkret bahwa kepemimpinan sejati adalah melayani, tanpa terpengaruh oleh hasil politik.

Ahmad Ali berharap bantuan ini bisa memberikan harapan baru bagi pendidikan anak-anak di Desa Tampabatu dan menjadi inspirasi bagi pemimpin lainnya untuk lebih peduli terhadap masyarakat.

“Harapan kami, anak-anak Desa Tampabatu dapat menggapai pendidikan yang lebih baik tanpa terkendala jarak dan transportasi,” ujar Ahmad Ali dengan penuh harapan.

Dengan adanya bantuan ini, masyarakat Desa Tampabatu mulai melihat perubahan kecil namun bermakna yang akan mempengaruhi masa depan pendidikan anak-anak mereka.

Seiring berjalannya waktu, diharapkan mobil minibus ini tidak hanya menjadi simbol perhatian pemerintah, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya kepedulian sosial terhadap kebutuhan dasar masyarakat.

Keberhasilan bantuan ini diharapkan bisa menjadi model bagi daerah lain di Sulawesi Tengah, dan bahkan di Indonesia secara umum, dalam memperhatikan akses pendidikan yang adil dan merata bagi semua warga, terutama di daerah-daerah terpencil.

Bantuan kemanusiaan Sulawesi Tengah ini menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang penuh makna.

Dengan upaya yang terus dilakukan oleh para pemimpin lokal seperti Ahmad Ali, harapan untuk masa depan Sulawesi Tengah yang lebih baik tetap terbuka lebar, satu langkah kecil namun penuh arti pada setiap waktunya.