Sigi – Pemerintah Kabupaten Sigi mempercepat langkah penanganan stunting setelah Data stunting Sigi 2024 menunjukkan kenaikan tajam.
Angka stunting di daerah tersebut melonjak menjadi 33%, atau naik 6,6% dari 26,4% pada tahun sebelumnya.
Kondisi ini menempatkan Stunting Kabupaten Sigi kembali dalam perhatian serius pemerintah daerah.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi mengatakan lonjakan tersebut bertolak belakang dengan tren penurunan yang terjadi sepanjang 2021–2023.
Karena itu, Pemkab memperkuat upaya pemerintah turunkan stunting melalui pendekatan terintegrasi dan berbasis data.
“Kenaikan angka ini cukup mengejutkan. Kita butuh kolaborasi lintas sektor turunkan stunting agar langkah percepatan lebih efektif,” ujar Wabup Sigi Samuel Yansen Pongi, yang dilansir dari Antara.
Pemerintah daerah kini mengandalkan sejumlah program, termasuk program percepatan penurunan stunting dan percepatan penanganan stunting desa.
Salah satu inisiatif yang diperkuat adalah Inovasi Tim Gemas Pemkab Sigi, yang memastikan tiap kecamatan memiliki indikator capaian dan strategi Pemkab Sigi atasi stunting yang lebih terarah.
Wabup menekankan bahwa penanganan stunting berbasis data menjadi keharusan agar intervensi pemerintah tepat sasaran.
Ia juga meminta seluruh kepala desa serta peran puskesmas dalam penurunan stunting lebih dimaksimalkan melalui pemantauan gizi, edukasi keluarga, hingga integrasi layanan kesehatan.
Menurutnya, sinergi lintas sector mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah desa hingga masyarakat menjadi kunci dalam memperkuat sinergi pemerintah dan tenaga kesehatan cegah stunting dan mendorong pencegahan gizi buruk anak.
Pemkab Sigi menargetkan percepatan Penurunan stunting di Sigi untuk mengejar target Sigi bebas stunting, sekaligus mendukung capaian program kesehatan masyarakat Sigi dan agenda nasional Stunting Indonesia 2024.



