Tojo Una-una –  Jalur Trans Sulawesi yang sempat lumpuh akibat longsor Ampana Poso kini kembali fungsional setelah gerakan cepat (Gercep) dilakukan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah.

Longsor yang terjadi di dua titik utama, Desa Podi di Kecamatan Tojo dan Desa Marowo di Kecamatan Ulubongka, sempat menutup arus kendaraan dari dua arah sejak Senin, 6 Oktober 2025 sore.

Baca Juga : Progres Fisik Jalan Nasional Pagimana Batui Lampaui Target Kontrak

Hujan deras yang mengguyur wilayah Tojo Una-Una memicu tumpahan debris material tanah dan batu ke badan jalan sekitar pukul 16.00 WITA.

Namun, hanya beberapa jam setelah kejadian, tim BPJN Sulteng langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pembersihan darurat.

“Poso–Ampana sudah bisa fungsional sementara, dibuka satu lajur di daerah Padapu dan Podi. Alat berat seperti excavator, loader, dan grader standby di lokasi,” ujar Chandra Prastiya, S.T., Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Sulawesi Tengah, saat dikonfirmasi, Selasa, 7 Oktober 2025.

Penanganan dilakukan melalui pembersihan material longsor di sepanjang jalur terdampak, dengan prioritas di tujuh titik utama.

Chandra menjelaskan, pengerahan alat berat dilakukan sejak malam hari pasca-kejadian dan dilanjutkan keesokan paginya dengan tambahan unit.

Baca Juga : Dirjen Bina Marga Roy Rizali sebut Kemantapan Jalan Nasional Sulawesi Tengah Capai 97,8%

“Penanganan awal kami fokuskan agar mobilitas masyarakat tidak terhenti. Pembersihan sementara dilakukan untuk satu lajur lebih dulu, sebelum seluruh badan jalan dibersihkan,” katanya.

Selain itu, BPJN Sulteng juga memasang rambu peringatan sementara serta melakukan inspeksi terhadap jembatan dan struktur jalan di sekitar lokasi longsor.

Upaya itu membuat jalur Trans Sulawesi Ampana Poso terbuka satu lajur hanya dalam waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian.

Masyarakat kini sudah dapat melintas dengan sistem buka-tutup di titik yang masih sempit.

Kendaraan pribadi, logistik, dan angkutan umum sudah mulai melintasi jalur Poso–Ampana dengan pengawasan petugas lapangan.

Meski baru fungsional sebagian, langkah cepat BPJN Sulteng mencegah lumpuhnya jalur utama yang menjadi nadi konektivitas antarwilayah di Sulawesi Tengah.

Baca Juga : Jembatan Palu 4, Simbol Kebangkitan & Poros Ekonomi Baru Sulawesi Tengah

Tim teknis di lapangan tetap disiagakan untuk mengantisipasi potensi longsor susulan, mengingat curah hujan di wilayah Tojo Una-Una masih tinggi dalam beberapa hari terakhir.

“Kami terus pantau kondisi di lapangan dan siap bergerak jika ada pergerakan tanah baru,” ujar Chandra.

Jalur Trans Sulawesi dikenal rawan longsor terutama di wilayah perbukitan antara Poso dan Ampana.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah ini masuk dalam zona risiko tinggi bencana geologis pada musim hujan.

Dalam beberapa tahun terakhir, longsor kerap mengganggu distribusi logistik dan akses antarwilayah di Sulawesi Tengah.

Baca Juga : BPJN Sulteng Gagas Kolaborasi TJSLP Perusahaan Tambang, Jalan Trans-Sulawesi Morowali Siap Dibenahi

Meski demikian, koordinasi cepat antara BPJN Sulteng dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam memastikan jalur nasional tersebut kembali berfungsi tanpa menunggu lama.

BPJN Sulteng memastikan proses pembersihan total akan dilanjutkan hingga seluruh badan jalan aman dan layak dilalui.

Upaya ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah pusat dalam menjaga konektivitas dan keselamatan transportasi darat di Sulawesi Tengah.