Morowali Utara – PT Kurnia Luwuk Sejati (PT KLS) kembali mencuri perhatian.
Perusahaan sawit yang beroperasi di Kabupaten Morowali Utara ini mencatatkan kontribusi fiskal dan sosial yang terus meroket, seiring ekspansi usaha dan penguatan tata kelola.
Tak hanya menjadi pemain penting dalam rantai pasok sawit nasional, Kontribusi pajak PT Kurnia Luwuk Sejati tahun ini juga menunjukkan performa yang luar biasa kuat.

Dalam laporan resmi yang dibagikan oleh Ferdinand Magaline, Asisten Direktur PT KLS, perusahaan memastikan bahwa Realisasi pajak PT KLS 2025 telah menyentuh angka fantastis.
Sepanjang tahun berjalan, pajak PT KLS ke negara dan daerah tercatat mencapai Rp 50,25 miliar melalui KPP Luwuk, mencakup komponen PBB HGU dan HGB, PPN, serta PPh Pasal 21 dan 25.
Angka tersebut menegaskan kepatuhan fiskal perusahaan sekaligus memperlihatkan besarnya skala industri yang dikelola PT KLS.
Bukan hanya sektor pusat yang merasakan dampak kontribusi ini. PT Kurnia Luwuk Sejati turut menyuntikkan Rp 529,05 juta ke kas daerah melalui Dispenda dan Samsat, termasuk pembayaran Pajak Air Permukaan, pajak kendaraan, hingga PBB daerah.
Capaian itu dipandang sebagai bukti kuat Kontribusi PT KLS ke pemerintah daerah, yang semakin memperkokoh posisi perusahaan sebagai motor perputaran ekonomi di wilayah tersebut.
Jika melihat data historis, tren kontribusi fiskal PT KLS bahkan semakin impresif. Dalam periode lima tahun terakhir, perusahaan konsisten mencatat kenaikan kontribusi pajak.
Ferdinand menyebut total transfer total pajak PT KLS lima tahun terakhir mencapai Rp 284,46 miliar ke pemerintah pusat melalui KPP Luwuk.
Sementara untuk pemerintah daerah, perusahaan telah menyumbang Rp 4,51 miliar, menjadikan PT KLS sebagai salah satu entitas perkebunan sawit dengan kontribusi fiskal paling signifikan di Morowali Utara.
“Dalam lima tahun terakhir, kontribusi pajak kami meningkat secara konsisten. Ini bukan hanya mencerminkan pertumbuhan bisnis, tetapi juga komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan nasional dan daerah,” ujar Ferdinand dalam keterangannya.
Di saat sektor perkebunan di berbagai daerah mengalami fluktuasi, performa pajak PT Kurnia Luwuk Sejati justru mencerminkan stabilitas dan kemampuan perusahaan menjaga operasional secara berkelanjutan.
Tidak mengherankan jika perusahaan ini kini dianggap sebagai benchmark kontribusi pajak sektor perkebunan di kawasan timur Indonesia.
Selain kontribusi fiskal, CSR PT KLS Morowali Utara menjadi elemen penting yang memperkuat hubungan perusahaan dengan masyarakat lokal.
PT KLS terlibat dalam sejumlah agenda strategis, mulai dari normalisasi sungai untuk mencegah banjir, penyediaan lima unit ambulance bagi masyarakat, hingga pemberian bantuan sembako ketika pandemi Covid-19 melanda.
Perusahaan bahkan ikut berkontribusi dalam pembangunan rumah ibadah, termasuk masjid di beberapa wilayah operasi.
Langkah ini tidak hanya memperkuat akses fasilitas umum, tetapi juga mempertegas komitmen perusahaan dalam menunjang pembangunan sosial masyarakat.
Ferdinand menegaskan bahwa PT KLS memandang pembangunan sosial sebagai bagian integral dari visi perusahaan.
“Kami ingin kehadiran PT KLS Morowali Utara benar-benar memberikan nilai tambah. Bukan hanya bagi karyawan, tetapi juga bagi masyarakat luas,” tegasnya.
Dari sisi ekonomi masyarakat, kehadiran PT KLS benar-benar membawa perubahan besar.
Perusahaan rutin melakukan pembelian TBS oleh PT KLS dari petani lokal dengan nilai transaksi mencapai rata-rata Rp 5 miliar per bulan.
Seluruh transaksi dilakukan secara tunai melalui bank, memberikan efek multiplikator terhadap perputaran uang lokal.
Hasil sawit tersebut menjadi motor utama dampak ekonomi PT KLS untuk masyarakat, terutama di dua kecamatan tempat operasional dilakukan, PT KLS Kecamatan Mamosalato dan Kecamatan Bungku Utara.
Produk sawit masyarakat terserap optimal, sehingga pendapatan petani meningkat sekaligus menggerakkan aktivitas perdagangan di wilayah sekitar.
Tak berhenti di situ. PT Kurnia Luwuk Sejati juga membangun kebun plasma PT KLS seluas 1.934 hektare di Kecamatan Mamosalato dan 913 hektare di Kecamatan Bungku Utara, yang dimiliki dan dikelola langsung bersama masyarakat.
Program plasma itu memberikan akses ekonomi jangka panjang dan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat.
Dalam upaya menjaga keseimbangan lingkungan, PT KLS juga mengembangkan program konservasi berupa penangkaran burung maleo di Batui.
Program ini dirancang untuk melestarikan satwa endemik Sulawesi yang kini berstatus dilindungi.
Selain aspek konservasi, program ini juga membuka peluang edukasi dan pemberdayaan bagi warga sekitar.
Dengan jajaran kontribusi mulai dari fiskal, sosial, hingga lingkungan, PT Kurnia Luwuk Sejati muncul sebagai salah satu perusahaan sawit paling berpengaruh di Sulawesi.
Kontribusi pajak PT KLS, program CSR, hingga dukungan ekonomi masyarakat melalui plasma dan pembelian TBS, menjadikannya tulang punggung pertumbuhan di Morowali Utara.
Bagi pemerintah daerah, PT Kurnia Luwuk Sejati bukan hanya mitra bisnis, tetapi juga partner pembangunan yang nyata.
Dengan kontribusi yang terus meningkat, perusahaan ini diprediksi akan tetap menjadi motor penggerak ekonomi wilayah dalam beberapa tahun ke depan.
Sumber Data & Foto : Milik PT KLS



