Industri Mobil Listrik di Mendapat Dukungan Pemerintah Pusat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan (Menko Marves RI) Luhut B Pandjaitan yang didampingi Menteri Dalam Negeri , serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, saat mengunjungi PT Indonesia Industrial Park (IMIP), Rabu 23 Juni 2021.

Dalam kunjungan di PT IMIP, ketiga menteri bersama Chairman Halim Mina, serta beberapa jajaran direksi langsung menggelar meeting secara virtual dengan beberapa dari Tiongkok.

Diantaranya, Chairman Tsingshan Holding Group Mr Xiang Guangda, dan Chairman Delong Holdings Ltd, Ding Liguo. Ada beberapa topik dan isu strategis dibahas dalam pertemuan tersebut salah satunya soal Industri .

Luhut B Pandjaitan mengatakan, bahwa pemerintah Indonesia sangat memberi dukungan kepada pihak Tsingshan dan Delong Holdings Ltd, khususnya yang ada di Kabupaten Morowali.

“Pada dasarnya, apa yang dibutuhkan supaya Tsingshan dan Delong Holdings Ltd bisa tetap berinvestasi disini, supaya dicantumkan dan disampaikan kepada kami. Selanjutnya juga, soal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau hydropower di Kalimantan Utara (Kaltara), bapak presiden () berharap itu bisa pada September tahun ini,” kata Luhut dalam sambutanya.

Untuk soal perizinan, kata Luhut, semua perizinan yang dibutuhkan untuk mengembangkan masa depan mobil listrik Indonesia akan menjadi tanggungjawab dari pemerintah pusat.

Selain itu lanjutnya lagi, tahun depan akan mendorong APBN Indonesia untuk membeli semua kendaraan listrik yang berbahan lithium.

“Nah itu juga mendorong pembelian lithium di Indonesia. Yang pertama kita lihat masuk itu . Kita berharap, beberapa industri ini bisa masuk ke Indonesia,” jelas Luhut.

Sementara, Chairman Tsingshan Holding Group, Mr Xiang Guangda mengatakan, pihaknya sangat berharap industri hijau di mendapat perhatian dan dari pemerintah Indonesia. Terutama persoalan perubahan status lahan yang sampai hari ini masih terkendala.

“Semoga hal itu bisa mendapat atensi dari pemerintah. Dan kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini diberikan oleh pemerintah indonesia. Kalau untuk masalah industri di Indonesia, saat ini ada beberapa yang sangat tertarik mengembangkan isu baterai di Indonesia. Dan tentunya kami juga butuhkan demand dari lithium baterai di Indonesia. Jadi kepastian masalah demand ini, sangat dibutuhkan dari para calon ini,” urai Mr Xiang Guangda.

Baginya, dengan di Tiongkok yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk membangun mata rantai yang lengkap, pihaknya menilai di Indonesia hanya membutuhkan waktu lima tahun saja, mata rantai industri lithium telah tercapai.

Usai melakukan pembahasan tentang industri hijau di ( ), serta masa depan indutri lithium di tanah air, para rombongan menteri tersebut kemudian meninjau pabrik yang dibangun oleh PT HYNC.