Longki Djanggola dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan Sulawesi Tengah (Sulteng) di Milad LS ADI ke-15 Tahun yang digelar di Pusat Laut Donggala, Sabtu awal tahun 2022.
Setelah menjadi Bupati Parigi Moutong 2 periode yakni 2003 sampai tahun 2008 dan 2008 sampai tahun 2011. Kemudian menjabat sebagai Gubernur Sulteng 2 periode pada tahun 2011 sampai 2016 dan 2016 sampai tahun 2021, Longki Djanggola dianggap berhasil menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Baca Juga : Longki Djanggola Dinobatkan Sebagai Bapak Pembangunan
Longki Djanggola berterima kasih kepada LS-ADI. Pasalnya, telah memberikan nilai sebagai pemimpin di Sulteng khususnya mulai dari bupati sampai gubernur dengan predikat gelar bapak pembangunan Sulteng.
“Memberikan gelar bukan permintaan saya, saya tidak pernah meminta gelar, tidak meminta penghargaan, karena memang masyarakatlah yang pantas untuk menilai kinerja seorang pemimpin. Dimana jalanya pemerintah selama yang bersangkutan menjadi pemimpin yang bisa menilai itu adalah masyarakat bukan pemimpinya itu sendiri,” jelasnya.
Ia mengatakan jika ada pemimpin yang menilai dirinya berhasil, maka pemimpin itu telah gagal.
“Tidak ada seorang pemimpin menilai dirinya sendiri mengatakan dia berhasil, yang boleh itu masyarakat. Karena pemimpin diberikan amanah oleh rakyat dan di percayakan oleh Allah SWT untuk menduduki dan menjalankan amanah itu,” jelasnya.
Longki Djanggola mengaku selama kepemimpinan menjadi bupati Parimo dan gubernur Sulteng semua berjalan dalam koridor aturan yang berlaku.
“Walaupun selama saya memimpin bupati maupun gubernur saya juga beberapa kali dikritisi oleh LS-ADI, saya bangga dikritisi, itulah gunanya anak anakku, adik adikku di LS-ADI kalian sangat militan, kalian menuntut suatu keadilan dan kejujuran penyelengara pemerintah, itulah penting adanya kalian di tengah tengah masyarakat untuk bisa bersinergi dengan rakyat menuntut suatu kejujuran, keadilan sesuai dengan harapan rakyat, bantulah rakyat untuk mendapatkan keadilan,” katanya.
“Membantu masyarakat itu tentu beda dengan aparat aparat yang memang tugasnya untuk itu, polisi, jaksa dan sebagainya. Kalian tidak digaji, karena moral saja, karena ikhlas saja, mau berjuang untuk meneruskan aspirasi mereka, luar biasa,” tambahnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng itu memberikan penghargaan pada Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) atas semua gerakannya, semua yang dilakukan selama 15 tahun, mampu menciptakan kader kadernya sebagai calon pemimpin di Sulteng maupun secara nasional.
“Mudah mudahan LS-ADI semakin dewasa, saya bangga berhadapan dengan kalian, pemuda, mahasiswa, siswa bahkan anak anak muda yang sudah putus sekolah tapi yang kalian lakukan itu betul betul terukur, terarah dan berdampak luas pada masyarakat banyak,” ungkap Longki.
Ia mengaku banyak aksi aksi yang dilakukan oleh masyarakat tetapi ada kepentingan lain didalamnya, berbeda dengan LS-ADI yang benar benar murni berjuang untuk rakyat.
“Banyak gerakan gerakan yang dilakukan masyarakat tapi minta maaf yang saya liat aksi aksinya hanya namanya doang karena ada unsur unsurnya, kalau orang Kaili bilang Naria dotanya ada maunya, kalian yang saya liat betul betul murni dan berjuang untuk kepentingan masyarakat, itulah saya bangga dengan kalian.
Ia berharap perjuangan LS-ADI tidak berhenti di usia yang ke 15 tahun ini dan berlanjut memperjuangkan hak hak rakyat, memperjuangkan keadilan buat rakyat, dan bisa mencapai apa yang diharapkan oleh masyarakat yaitu kesejahteraan.