Desain Jembatan Palu 4 menjadi perhatian utama dalam proyek infrastruktur di Sulawesi Tengah.
Jembatan yang sedang dibangun di Kota Palu ini menggunakan metode konstruksi ‘balanced cantilever' atau kantilever keseimbangan.
Metode ini memungkinkan struktur jembatan berdiri sendiri tanpa sokongan tambahan, mendukung beban sendiri dan kendaraan yang melintas di atasnya.
Melalui siaran pers belum lama ini, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah, Dadi Muradi,.ST,.MT, menjelaskan bahwa Jembatan Palu 4 didesain dengan panjang total 250 meter dan lebar 12 meter.
“Jembatan ini akan menjadi penghubung vital bagi wilayah barat dan timur Sulawesi Tengah, meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat,” ujarnya.
Proyek ini menggunakan prestressed concrete box girder dengan tipe abutment T terbalik, serta pilar hollow pier dan pondasi cor di tempat berdiameter 1,8 meter.
Konstruksi balanced cantilever diterapkan dengan memanfaatkan efek kantilever yang seimbang, memungkinkan jembatan dibangun secara bertahap tanpa menggunakan perancah.
Baca Juga : GERCEP BPJN Sulteng | Longsor Kebun Kopi Berhasil Diatasi dalam Hitungan Jam, Jalan Kembali Lancar !
Setiap pilar dilengkapi dengan 16 bore pile yang tertanam hingga kedalaman 57 meter, memastikan kestabilan struktur di tengah berbagai tantangan geologi daerah Palu yang rawan gempa.
Progres fisik proyek ini telah mencapai 66,20% pada 17 September 2024, meskipun mengalami deviasi dari target sebesar 11%.
“Kondisi kahar saat konstruksi pondasi dan tantangan teknis di Pier 1 dan Pier 2 menjadi penyebab keterlambatan,” tambah Dadi.
Saat ini, pengerjaan fokus pada pemasangan segmen box girder di kedua pilar. Pekerjaan serupa juga berlangsung di Pier 1 untuk segmen 2, mencakup pemasangan pembesian, ducting, instalasi tendon, dan formwork yang dijadwalkan selesai minggu ini.
Di sisi barat, pekerjaan pada Pier 2 segmen 4 dimulai setelah stressing pada segmen 3 selesai pada 18 September 2024.
“Tim konstruksi kini fokus pada pemasangan pembesian, instalasi ducting, dan tendon, serta persiapan pengecoran,” jelasnya.
Baca Juga : Dukung Mitigasi Bencana! Begini Cara BPJN Sulteng Bangun Infrastruktur Tangguh di Kota Palu
Proyek ini juga meliputi dua jalan pendekat sepanjang 382 meter di sisi barat dan 408 meter di sisi timur, menjadikan Jembatan Palu 4 sebagai proyek infrastruktur terintegrasi yang akan memfasilitasi aliran lalu lintas antarwilayah.
Dengan kontrak lumpsum senilai ¥ 2.026.000.000 atau setara Rp214,8 miliar, proyek ini ditargetkan selesai pada April 2025. Tim proyek tengah menyiapkan material shoring untuk menopang struktur end span dan menyusun metode kerja yang akan diajukan ke konsultan untuk persetujuan sebelum pekerjaan dimulai.
“Pekerjaan timbunan di sisi timur dan barat juga telah mencapai tahap PHO (Provisional Hand Over),” tambah Dadi.
Jembatan Palu 4 diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan meningkatkan konektivitas antarwilayah, khususnya pasca-bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu pada 2018.
Proyek ini diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan menjadi simbol pemulihan infrastruktur di Sulawesi Tengah.
Baca Juga : Kabalai BPJN Sulteng Terjun Langsung! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Pembangunan Jalan Nasional
Sebagai bagian dari rekonstruksi pasca bencana, Jembatan Palu 4 menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk memastikan aksesibilitas dan keselamatan transportasi.
Penggunaan teknologi konstruksi terkini, seperti balanced cantilever, menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan.
Dengan terselesaikannya proyek ini, Jembatan Palu 4 diharapkan tidak hanya menjadi infrastruktur vital tetapi juga ikon baru bagi Kota Palu dan Sulawesi Tengah.
Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor Tokyu Construction Co., Ltd. bekerja sama dengan PT Waskita Karya dan konsultan Oriental Consultant Global Co., Ltd. serta Yachiyo Engineering Co., Ltd.
Masyarakat setempat berharap proyek ini segera selesai, mengingat pentingnya jembatan tersebut dalam mendukung pemulihan ekonomi dan sosial di wilayah Kota Palu.