Ditjen Perumahan melalui BP2P Sulawesi II percepat pembangunan 712 huntap penyintas Pasigala. Pembangunan rumah khusus di tujuh titik lokasi tersebut merupakan upaya penanganan pemulihan kerusakan infrastruktur pasca bencana alam di Sulawesi Tengah.
Proyek Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) tahap 2A yang ditangani oleh Balai Pelaksanaan Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II itu, menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat atau (RISHA).
Kasatker Penyediaan Perumahan Sulawesi Tengah, Erpika Ansela Surira, yang didampingi PPK Pembangunan Huntap Pasca bencana, Zulfahmi, menerangkan bahwa penanganan infrastruktur dimasa rehabilitasi dan rekontruksi di Palu, Sigi, dan, Donggala (PASIGALA) dengan membangun kembali rumah yang rusak, serta membangun permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
“Jadi saat ini prosesnya masih bekerja. Kan baru mulai kerjanya !. Dan itu kontraknya juga selesai Bulan Juli Tahun depan. Tapi, kami beri mereka challenges (Tantangan-red), Desember harus selesai !” terang Zulfahmi, yang diamini oleh, Erpika Ansela Surira, Selasa 27 September 2022.

Pada proyek ini, pendekatannya dengan cara Build Back Better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi juga membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya.
Menurut Zulfahmi, penerapan teknologi pada pembangunan huntap di Sulawesi Tengah tersebut, lebih mengutamakan keamanan calon penghuni Huntap, berupa rumah teknologi RISHA dengan konstruksi Knock Down yang dapat dibangun dengan waktu cepat.
Selain itu, tegas Zulfahmi, penyedia yang menjadi aplikator pembuat panel RISHA, terus diminta meningkatkan kapasitas produksi agar dapat terpenuhi target yang telah direncanakan. Kemudian juga pada proses pembuatanya, itu juga mendapat pengawasan khusus dari tim Bina Teknis dari Kementrian PUPR.
“Untuk setiap produksi panel RISHA dilakukan pengawasan yang ketat dan dipantau oleh tim Quality Control dari Bintek Kementrian PUPR. Semua panel RISHA yang gagal cetak, akan di rijeckt !” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Zulfahmi berharap akan melakukan upaya kordinasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan pembangunan Huntap tersebut, agar huntap beserta segala fasilitas pendukungnya segera terselesaikan sehingga masyarakat cepat mendapatkan rumah baru yang layak huni.
“Kami dorong percepat proses pembangunan di lapangan, makanya kami Challenges itu. Nanti saya undang kembali WIKA Beton dan berkordinasi supaya warga yang masih di huntara itu, bisa cepat mendapatkan huntap. Kami juga, dari pusat sudah di ingatkan, kalau ini adalah proyek kemanusiaan” harapnya.
Saat ini penyediaan huntap pasca bencana alam di Sulawesi Tengah untuk tahap 2A, BP2P Sulawesi II menargetkan pembangunan Huntap type 36 sebanyak 712 unit yang tersebar di tiga wilayah yakni Kota Palu, Sigi, dan Dongala.
Sumber data yang diperoleh dari BP2P Sulawesi II, pembangunan huntap tahap 2A yang digarap oleh PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk KSO PT Murni Kontruksi Indonesia, dibangun di tujuh titik lokasi.
Diantaranya, Kota Palu Huntap Mandiri sebanyak 304 unit, Kabupaten Sigi Desa Pombewe sebanyak 40 unit, Kabupaten Donggala Desa Lende sebanyak 69 unit, Desa Wani I sebanyak 70 unit, Desa Tompe I sebanyak 65 unit, Tompe II sebanyak 54 unit dan Tompe III sebanyak 110 unit.
Berdasarkan data yang diperoleh Trilogi, Proyek Pembangunan Huntap Pasca Bencana Sulawesi Tengah beserta Prasarana Dasar Kavling Unit Tahap 2A tersebut, dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Beton (Persero) Tbk, KSO PT Murni Kontruksi Indonesia, dengan nomor kontrak HK:.02.03/KONTRAK.02/PPK.HUNTAP/PnPSULTENG/2022.
Proyek dengan durasi waktu selama 365 hari kalender itu, dengan total nilai kontrak sebesar Rp120.118.256.000, anggaran tersebut bersumber dari dana Loan Central Sulawesi Rehabilitation and Recontruction Project (CSRRP).