Untuk menjaga ketersediaan cadangan dan optimalisasi bijih , PT Vale Indonesia Tbk () Buka-bukaan soal pabrik pengolahan Smelter Bahodopi Pomalaa HPAL Projeck.

berencana akan membangun pabrik pengolahan bijih di , Kebupaten , dengan menggunakan High Pressure Acid Leaching () yang akan mengolah 73.000 metrik ton pertahun dengan dukungan delapan fasilitas lini Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

Baca Juga : Pabrik Smelter dan PLTG Energi Gas Bumi Milik Vale akan Berdiri di Kawasan Bahodopi

Sementara untuk projeck, berdiri diatas lahan area seluas 20,286 hektar yang dibangun oleh patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining (SMM) dan Indonesia.

Saat ini baru meresmikan pelabuhan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) serta bangunan kantor diarea pelabuhan untuk menunjang operasional.

Hal ini sebagai bentuk PT Vale Indonesia dalam mewujudkan komitmenya dalam yang tertuang dalam amandemen dengan merealisasikan kedua di Provinsi dan dan Sulawesi Tenggara.

Untuk di yang berdiri diatas lahan seluas 16,395 hektar dikawasan blok 2 dan blok 3 ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu pembangunan yang digarap oleh patungan atau Joint Ventur (JV) yaitu dan serta penambangan yang dilakukan oleh Indonesia.

Baca Juga : PT Vale Paparkan Target Penurunan Emisi Karbon Sektor Energi di COP 26

Kedua mitra PT Vale Indonesia yakni dan dikabarkan telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama (PCFA) pada 24 Juni lalu untuk membangun fasilitas pengolahan bijih di dan .

membeberkan saat ini studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman dan layak untuk secara ekonomis untuk memastikan ketersediaan pasokan material bijih .

Selain itu untuk tahapan studi lanjutan juga, sedang dijalankan oleh mitra Join Ventur untuk pembangunan beserta pendukungya yang berlokasi diwilayah Desa Sambalagi, Bungku Pesisir, .

Dari hasil penambangan bijih di blok 2 dan blok 3, kemudian diangkut melalui transaportasi laut menuju Sambalagi. Saat ini proses ijin ligkungan dan ijin-ijin lainya tengah berproses di .

Diarea operasional itu, Indonesia akan melakukan penambangan bijih Limonit dengan kadar rata-rata 1,36 persen Ni dan produksi sebanyak 5,3 juta metrik ton basah per tahun yang selanjutnya diumpankan ke pabrik .

Selain itu juga, akan menambang bijih Saprolit dengan kadar rata-rata 1,76 persen Ni dengan jumlah produksi 4 juta metrik ton basah per tahun.

Hal tersebut sudah tertuang dalam perjanjian jangka waktu antara PT Vale Indonesia dengan SMM yang saat ini dalam tahapan finalisasi bersama dengan detil perjanjian jual beli bijih, perjanjian penjualan produk dan perjanjian pemegang .

Baca Juga : Margin PT Vale Naik AS$271,5 juta di Kuartal III Tahun 2021

Hingga saat ini PT Vale Indonesia bersama mitra berupaya untuk mempercepat proses perijinan dan kesiapan tahapan operasional agar memastikan ini akan berjalan sesuai aturan.

Untuk memastikan semua berjalan, pada tanggal 2-5 November lalu, Direktur PT , beserta tim bersama Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal, Director Engineering IGP, Luiz Carlos de Oliveira, Director Mine Exploration, Kessel Godinho de Sa, secara khusus, melakukan kunjungan ke dan Sulawesi Tenggara untuk melihat langsung kesiapan rencana pengembangan .

Smelter Bahodopi – Pomalaa HPAL Projeck
Direktur PT Indonesia Tbk, menjelaskan ke Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal terkait progress PT Indonesia Tbk di dan .

Dalam kunjungannya di dua Provinsi itu, Frederico Coutinho Leal, Luiz Carlos de Oliveira, beserta tim mendatangi area rencana pelabuhan di Desa , Kecamatan Bungku Timur, mengunjungi rencana pembangunan pabrik pengolahan di Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, overview rencana dan infrastrukturnya di , kunjungan ke area rencana test mining di Blok 3 Bahadopi. Serta melakukan peresmian kantor di area pelabuhan , Sulawesi Tenggara.

di dan feasibility studynya sudah hampir selesai. Saat ini proses perizinannya sedang diselesaikan. Kalau dari sisi teknis intinya bagaimana kita bisa menambang dengan baik sehingga ini menjadi yang menguntungkan. Kita perlu memberikan imbal hasil yang positiv untuk para pemegang kita,” kata Direktur PT Vale Indonesia Tbk, , melalui rilis yang diterima Trilogi.

“Untuk kita sedang melakukan negosiasi komersial dengan para partner. Hal ini termasuk perjanjian-perjanjian mengenai kewajiban pemegang , termasuk ore supply agreement. Jadi PT yang akan mengoperasikan di maupun Pomala dan kita nantinya akan menyuplai bijih ke pengolahan dalam bentuk Joint Venture (JV) dimana PT akan memiliki ,” ungkapnya.