Kabupaten Parigi Moutong, yang terletak di jantung Sulawesi Tengah, adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam.
Di antara berbagai hasil bumi yang dihasilkan, durian, kelapa, dan kakao memegang peranan penting dalam perekonomian dan kehidupan masyarakatnya.
Lebih dari sekadar komoditas, ketiga tanaman ini adalah bagian dari sejarah panjang, budaya, dan identitas petani Parigi Moutong.
Oleh : DEDI ASKARY
Tinggal di Mbaliara, Parigi Barat, Pernah menjabat sebagai Deputy Direktur Walhi Sulteng, Direktur Eksekutiv Lembaga Pengembangan Study Hukum & Advokasi HAM Sulteng, Konsultan Riset ketahan Pangan di Lembah Baliem (Wamena) Kabupaten Jayawijaya Papua thn. 2004, Ketua Komnas HAM Perwakilan Sulteng
Jejak Sejarah yang Tertanam
Budidaya durian, kelapa, dan kakao telah menjadi bagian dari kehidupan petani Parigi Moutong selama beberapa generasi.
Pohon kelapa, dengan segudang manfaatnya, telah lama menjadi sumber kehidupan, menyediakan bahan pangan, material bangunan, hingga sumber pendapatan.
Kakao, yang diperkenalkan kemudian, memberikan harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan. Durian, dengan cita rasa uniknya, bukan hanya menjadi buah favorit, tetapi juga sumber pendapatan yang menjanjikan.
Perjalanan petani durian, kelapa, dan kakao di Parigi Moutong tidak selalu mudah.
Mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga pasar, serangan hama dan penyakit, serta dampak perubahan iklim.
Namun, di tengah kesulitan ini, ketangguhan dan semangat gotong royong menjadi kekuatan utama. Mereka terus berjuang untuk mempertahankan kebun mereka, berbagi pengetahuan, dan mencari solusi bersama.
Di era modern, petani durian, kelapa, dan kakao di Parigi Moutong semakin terbuka terhadap inovasi.
Mereka mempelajari praktik pertanian berkelanjutan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, serta teknik pengolahan hasil panen yang lebih efisien.
Selain itu, mereka juga berupaya mengembangkan produk-produk turunan yang memiliki nilai tambah, seperti dodol durian, minyak kelapa murni (VCO), cokelat olahan, dan berbagai produk kerajinan tangan.
Durian, kelapa, dan kakao memiliki potensi besar untuk terus menjadi penggerak utama perekonomian Parigi Moutong.
Untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan para petani sendiri harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertanian yang berkelanjutan.
Dengan menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan kualitas produk, memperkuat kelembagaan petani, serta membuka akses pasar yang lebih luas, kita dapat memastikan bahwa durian, kelapa, dan kakao tidak hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga warisan berharga bagi generasi mendatang di Parigi Moutong.



