Dam baja bertembok ganda tengah dibangun di hulu Sungai Salua, Kecamatan , , . Tujuanya untuk menahan dingin di kaki gunung . dari menelan Rp49,1 Miliar itu, akan selesai September 2021 mendatang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (DITJEN) (SDA), terus melanjutkan pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam di Kabupaten Sigi, untuk mengantisipasi banjir lahar dingin di Sungai Salua.

Kegiatan ini merupakan proyek yang dibiayai bersumber dari pinjaman atau Hibah luar Negeri (PHLN) LOAN JICA IP-580 dengan metode sistem pembayaran kontrak tahun jamak atau Multi Year Contract (MYC) tahun anggaran 2020-2021.

Berdasarkan hasil kajian Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS-III) sebelumnya, pembangunan sangat diperlukan diwilayah itu. Di sekitar wilayah Gunung , selain potensi , juga perlu diantisipasi terjadinya . Untuk itu, pada awal tahun 2020 lalu dilaksanakan program pengendalian dan sedimen guna menanggulangi dampak erupsi, salah satunya lewat pembangunan .

Baca Juga : Mengatasi Limpasan Banjir Dengan Metode Redimensi Parsial

Sabo Dam Pengendali (Check Dam) dan Dam Konsolidasi (Consolidation Dam). Kedua basah itu dibangun untuk mencegah terjadinya yang berulang di desa itu. Dam Penahan adalah suatu bangunan yang dibangun di lembah sungai yang cukup dalam untuk menahan, menampung dan mengendalikan sedimen agar jumlah sedimen yang mengalir menjadi lebih kecil.

Dam Baja Bertembok Ganda Di Hulu Sungai Salua
MAGAZINE

Sementara itu dengan kondisi tanah di , di daerah tengah antara dua dam penahan, digunakan dam konsolidasi. Dam konsolidasi ini nantinya, akan berguna untuk memperlambat kecepatan air jika terjadi serta menstabilkan dasar sungai. Selain itu, juga mengarahkan alur sungai dan mengubah sifat aliran massa menjadi aliran individu.

Baca Juga : PUPR PACU PERBAIKAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PERTANIAN D.I GUMBASA

Keterangan tertulis dari PPK , Raden Budi Sudiarsah, yang dikirim melalui pesan whatsap oleh stafnya menyampaikan perkembangan progres paket River Improvment And Sedimen Control In Salua River, telah mengalami kemajuan dengan output pekerjaan meliputi pembangunan 2 buah , 1 Bridge Work, dan Channel Work.

“Paket River Improvment And Sedimen Control In Salua River sudah mencapai 32%. Untuk pembangunan badan sungai itu di desain dengan lebar bawah 10-20 meter, panjang 600-an meter dan tinggi dinding 5 meter. Untuk Revetment atau dinding sungai akan menggunakan campuran beton K -175” tulisnya.

Menurutnya penanganan yang digarap oleh rekanan PT Runggu Prima Jaya, dengan total kontrak senilai Rp49.114.248.497.53, ini dimaksudkan untuk menahan, menampung dan mengendalikan sedimen agar jumlah sedimen yang mengalir menjadi lebih kecil.

“Kalau untuk bangunan , tinggi bangunan dari dasar sungai mencapai 15 meter dan lebar atas bangunan 252 meter” jelasnya.

Baca Juga : DORONG KETAHANAN PANGAN, BWSS III PULIHKAN IRIGASI GUMBASA TAHAP I

Dam Baja Bertembok Ganda Di Hulu Sungai Salua
MAGAZINE

Selain itu juga Pada pelaksanan kegiatan River Improvment And Sedimen Control In Salua River ini , juga melibatkan sebanyak 85 orang warga setempat melalui konsep gotong royong atau untuk memberikan peluang kepada masyarakat terutama yang mengalami kehilangan pekerjaan tetap dan menyerap pengangguran melalui Program Non Rutin.

Hal ini sebagai bentuk atas atensi dari arahan Menteri PUPR, Dr. Ir. Basuki Hadimuljono M.Sc. bahwa Program Kementerian dilaksanakan melalui pembangunan yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan .

Pihak berharap, melalui program non rutin ini manfaatnya dapat langsung memberikan kontribusi pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca COVID-19. Begitu pun dengan hasil output pada kegiatan pembangunan ini, kiranya meminimalisir dampak dari kejadian berulang atas erupsi yang sering terjadi diwilayah tersebut.