Sulteng – CSR Jasindo melalui program Narasemesta Jasindo menghadirkan fasilitas pengolahan kopi modern bagi petani kopi Desa Tongoa, Sulawesi Tengah.

Program ini tak sekadar menyasar lingkungan, tapi juga memperkuat ekonomi desa dari hulu ke hilir, lewat dukungan alat produksi pascapanen yang sebelumnya tak dimiliki petani.

Bertajuk “Dari Alam untuk Masa Depan: Pendidikan dan Perkebunan Berkelanjutan,” program ini menjadi tonggak baru dalam perluasan agenda keberlanjutan Jasindo, setelah sebelumnya fokus pada edukasi lingkungan. Kini, mereka menapaki sektor ekonomi produktif.

“Melalui Narasemesta, kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga menyangkut peningkatan taraf hidup masyarakat lokal,” ujar Direktur SDM dan Umum PT Asuransi Jasa Indonesia, Dewi Utari, saat penyerahan bantuan pada Sabtu, 2 Agustus 2025, di Sigi.

Jasindo menyalurkan satu paket lengkap peralatan pascapanen. Bantuan tersebut meliputi mesin huller, pulper, washer, roasting machine, penggiling, hingga pendingin kopi.

Seluruh perangkat ini memungkinkan petani mengolah hasil panen secara mandiri, dari biji mentah hingga bubuk siap jual, tanpa perlu bergantung pada pihak luar.

Desa Tongoa, yang berada lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai kawasan strategis penghasil kopi berkualitas.

Namun, keterbatasan alat pengolahan membuat nilai jual kopi mereka belum maksimal. Kini, bantuan tersebut menjadi angin segar yang dinantikan para petani.

“Kami percaya, ketika petani diberi akses dan alat yang layak, mereka akan tumbuh menjadi tulang punggung ekonomi desa yang tangguh,” lanjut Utari.

Program ini juga membawa dampak sosial yang lebih luas. Proses pengolahan yang kini dilakukan di dalam desa membuka ruang kerja baru bagi pemuda Tongoa.

Perputaran ekonomi menjadi lebih dinamis, dan ketergantungan pada pihak luar berkurang drastis.

Dara Adinda, Kepala Desa Tongoa, menyambut baik inisiatif ini.

Menurutnya, kehadiran Jasindo tidak hanya sekadar menjalankan CSR, tetapi benar-benar berkontribusi langsung dalam membangun masa depan desa.

“Ini bukan hanya soal kopi, tapi soal keberlanjutan hidup masyarakat kami. Sekarang, hasil kerja keras petani bisa dinikmati secara utuh,” kata Dara.

Dukungan Jasindo untuk petani kopi melalui Narasemesta bukanlah langkah tunggal. Program ini merupakan bagian dari inisiatif jangka panjang membangun ekosistem desa berbasis keberlanjutan.

Narasemesta kini tak lagi terbatas pada pendidikan lingkungan, tapi menjalar ke bidang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, Jasindo mengedepankan prinsip gotong royong dan kolaborasi langsung dengan komunitas lokal. Mereka percaya, perubahan besar hanya mungkin dimulai dari tingkat akar rumput.

“Semangat kami adalah menjadikan Narasemesta sebagai motor penggerak ekonomi hijau di berbagai pelosok Indonesia,” tegas Utari.

Sebagai program CSR, pendekatan Narasemesta dinilai lebih progresif dibandingkan praktik tanggung jawab sosial perusahaan pada umumnya.

Tidak berhenti pada pemberian bantuan, Jasindo juga membangun kapasitas dan kemandirian warga.

Langkah Jasindo ini mengukuhkan posisinya sebagai BUMN yang tak hanya fokus pada bisnis asuransi, tetapi juga memberi dampak nyata bagi pembangunan desa dan lingkungan.

Dengan keberlanjutan sebagai fondasi, program Narasemesta terus menempatkan masyarakat desa sebagai pusat dari perubahan.

Di Tongoa, langkah itu kini mulai menunjukkan hasilnya aroma kopi dan harapan tumbuh bersamaan.