Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggal 24 September menjadi momen penting bagi para petani di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah.
Pada peringatan ke-64 tahun ini, calon Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyoroti pentingnya ketersediaan pupuk dan peran pemerintah dalam menjaga keberlanjutan produksi sektor pertanian.
Menurutnya, pemerintah tidak boleh lagi abai terhadap masalah yang dihadapi para petani.
“Hari Tani Nasional ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa petani tidak boleh lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk atau akses lahan untuk digarap,” ujar Anwar Hafid saat ditemui di Palu, Minggu (24/9). “Kami berkomitmen untuk selalu hadir mendengarkan keluh kesah petani, memastikan mereka mendapatkan hak-hak yang telah disediakan negara.”
Anwar Hafid, yang juga mantan Bupati Morowali dua periode dan anggota DPR RI, menilai petani di Sulawesi Tengah masih menghadapi tantangan besar, mulai dari akses terhadap pupuk hingga keberadaan mafia pertanian yang meresahkan.
“Petani kita masih mengalami tantangan luar biasa, mulai dari sulitnya akses pupuk hingga tata niaga yang penuh ketidakpastian. Pemerintah harus hadir dan siap mendengar kritik serta masukan dari petani,” tegasnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 457.492 unit Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Sulawesi Tengah.
Dengan jumlah yang besar ini, kebijakan yang tepat dan dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga produktivitas dan kesejahteraan petani.
Anwar Hafid menambahkan, jika terpilih sebagai Gubernur, ia akan memastikan pemerintah daerah fokus pada pengembangan komoditas utama seperti cengkeh dan coklat, yang merupakan andalan petani Sulteng.
Selain itu, Anwar Hafid menekankan bahwa komitmen pasangan calon BERANI (Bersama Anwar Reni) dalam menyelesaikan berbagai konflik agraria yang kerap merugikan petani di Sulawesi Tengah.
“Kami akan menggaransikan kesejahteraan petani dan melindungi hak-hak mereka. Pemerintah harus tegas dalam menangani mafia pertanian dan konflik lahan yang kerap terjadi,” ujar Anwar.
Senada dengan Anwar, aktivis agraria dan HAM, Eva Bande, turut menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dalam menyelesaikan konflik lahan yang sering terjadi di Sulawesi Tengah.
Ia menilai, pendekatan yang dilakukan oleh pasangan BERANI sangat relevan dalam mendorong kemajuan sektor pertanian.
“Data menunjukkan masih banyak praktik penyerobotan lahan dan kriminalisasi terhadap petani yang memperjuangkan haknya. Sosok seperti Anwar Hafid sangat penting untuk didorong agar konflik agraria ini dapat diselesaikan,” ujar Eva Bande.
Eva menambahkan, kebijakan yang ditawarkan pasangan BERANI akan difokuskan pada pemberdayaan petani dan perlindungan komoditas utama Sulawesi Tengah.
“Jangan sampai sektor pertanian kita hanya bergantung pada perusahaan perkebunan besar yang seringkali merampas hak-hak petani,” tegasnya.
Peringatan Hari Tani Nasional tahun ini diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk lebih memperhatikan kebutuhan petani.
Anwar Hafid menutup dengan harapan, “Selamat Hari Tani 2024, semoga petani di Sulawesi Tengah terus berani menyuarakan hak-haknya dan mendorong sektor pertanian sebagai sumber ekonomi paling maju di daerah ini.”
Dengan berbagai tantangan yang masih dihadapi, dukungan pemerintah menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di Sulawesi Tengah.
Kehadiran pemerintah yang aktif dan responsif terhadap kebutuhan petani adalah langkah penting untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan sejahtera.