Kabupaten Parigi Moutong memiliki potensi besar dalam pengembangan kakao. Namun, kesejahteraan petani kakao masih menjadi isu penting.

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pembangunan industri kakao dapat menjadi instrumen untuk memenuhi hak atas kesejahteraan petani kakao di Parigi Moutong.

Oleh : Dedi Askary, SH | Komnas HAM Perwakilan Sulteng

Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dan analisis data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri kakao yang terintegrasi, mulai dari peningkatan produktivitas hingga pengolahan dan pemasaran, dapat meningkatkan pendapatan petani.

Selain itu, diperlukan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani, akses terhadap teknologi dan informasi, serta penguatan kapasitas kelembagaan petani.

Dengan demikian, pembangunan industri kakao bukan hanya tentang peningkatan produksi, tetapi juga tentang pemenuhan hak atas kesejahteraan petani kakao.

Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Parigi Moutong.

Sektor ini memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan menjadi sumber penghidupan bagi ribuan petani.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kesejahteraan petani kakao masih jauh dari harapan.

Rendahnya produktivitas, fluktuasi harga, serta keterbatasan akses terhadap teknologi dan pasar menjadi tantangan utama yang dihadapi petani.

Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Dalam konteks ini, negara memiliki kewajiban untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan petani kakao dapat memenuhi hak atas kesejahteraannya.

Pembangunan industri kakao yang berkelanjutan dan inklusif dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut.

  1. Potensi dan Tantangan Industri Kakao di Parigi Moutong

Parigi Moutong memiliki potensi lahan yang luas dan iklim yang mendukung untuk pengembangan kakao.

Varietas kakao unggul seperti Sulawesi 1 dan Sulawesi 2 telah banyak ditanam oleh petani.

Namun, produktivitas kakao di Parigi Moutong masih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

◦ Teknologi Budidaya yang Belum Optimal: Banyak petani masih menggunakan cara tradisional dalam bercocok tanam kakao.

◦ Serangan Hama dan Penyakit: Hama penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit busuk buah kakao (Phytophthora palmivora) seringkali menyebabkan kerugian besar bagi petani.

◦ Keterbatasan Akses terhadap Informasi dan Pelatihan: Petani kesulitan mendapatkan informasi tentang teknologi budidaya yang baik dan benar.

  1. Pembangunan Industri Kakao sebagai Instrumen Pemenuhan Hak atas Kesejahteraan

Pembangunan industri kakao yang terintegrasi dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:

◦ Peningkatan Produktivitas: Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan kepada petani dalam bentuk penyediaan bibit unggul, pupuk, dan pestisida. Selain itu, pelatihan tentang teknologi budidaya yang modern juga sangat penting.

◦ Pengolahan Kakao: Pembangunan unit pengolahan kakao di tingkat desa dapat meningkatkan nilai tambah produk kakao. Petani dapat menjual biji kakao yang sudah difermentasi atau diolah menjadi produk setengah jadi.

◦ Pemasaran: Pemerintah daerah perlu membantu petani dalam memasarkan produk kakao mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun jaringan pemasaran yang luas, baik di dalam maupun di luar negeri.

  1. Peran Pemerintah Daerah dalam Mendukung Industri Kakao

Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan industri kakao. Beberapa kebijakan yang perlu diambil antara lain:

◦ Penyediaan Infrastruktur: Pemerintah daerah perlu membangun infrastruktur yang memadai, seperti jalan, jembatan, dan irigasi.

◦ Kemudahan Akses Kredit: Petani kakao seringkali kesulitan mendapatkan akses kredit dari bank. Pemerintah daerah perlu menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk memberikan kemudahan akses kredit bagi petani.

◦ Penguatan Kelembagaan Petani: Pemerintah daerah perlu mendukung pembentukan dan pengembangan koperasi petani kakao. Koperasi dapat menjadi wadah bagi petani untuk saling bertukar informasi, mendapatkan akses terhadap teknologi dan pasar, serta memperjuangkan kepentingan mereka.

Pembangunan industri kakao di Parigi Moutong memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Namun, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, petani, hingga pelaku usaha.

Dengan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani, akses terhadap teknologi dan informasi, serta penguatan kelembagaan petani, diharapkan industri kakao dapat menjadi motor penggerak perekonomian daerah dan wujud pemenuhan hak atas kesejahteraan bagi petani kakao.

  1. Pemerintah daerah perlu menyusun rencana induk pengembangan industri kakao yang komprehensif dan berkelanjutan.
  2. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dalam mengembangkan teknologi budidaya kakao yang adaptif terhadap perubahan iklim.
  3. Petani kakao perlu didorong untuk membentuk kelompok tani atau koperasi agar dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar.