EMPAT KILOMETER PUSING TUJUH KELILING

TAK MENYENTUH TARGET,  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016 sebanyak 75 persen. Mengebut pembangunan berbagai di sekujur daerah Tahun 2017. Justru Ditreskrimsus Subdit III Kepolisian Daerah Polda menelusuri keterlibatan dua bawahan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi dalam paket Peningkatan Jalan Wakai – Kulingkinari yang diduga . Syaifulah Djafar Terseret?.

Meskipun berlomba dengan waktu membangun disekujur daerah, jalan Provinsi di . Pelbagai pekerjaan dikebut, merambah hingga berbagai sektor, dan dilakukan hampir serempak. Kegiatan ini menimbulkan kegairahan di masyarakat, tapi sekaligus memunculkan segelintir masalah keberlanjutan terluar.

Di sela kesibukan ketiganya sebagai pejabat teras Daerah di Provinsi . Kepala DPU BMPR Syaifulah Djafar, Kabid Jalan dan Asbudyanto, dan PPK Achmad Masing masing memangku jabatan strategis untuk penanganan dana seanteru daerah jalan provinsi .

Pada rabu 20 Desember lalu, ketiganya terlihat mendatangi ruangan Ditreskrimsus Subdit III Polda . Menggunakan pakaian kopri, Tampak ketiganya dengan santai turun dari pribadi dan langsung menuju ruangan. Dari pantauan jepretan kamera handphone tampak Asbudyanto menggunakan peci hitam senyum mengarah jepretan kamera dan satunya lagi Achmad yang sedang sibuk menerima telfon. Sementara posisi Syaifulah Djafar terhalang oleh yang sedang di parkir.

Dari penelusuran beberapa sumber .co di Mapolda , menyebutkan ketiganya memenuhi panggilan di Ditreskrimsus Subdit III Kepolisian Daerah Polda terkait dengan Peningkatan Jalan Wakai, Kulingkinari Kabupaten Touna tahun anggaran 2017. Dari sumber enggan merinci terkait dengan pemanggilan ketiganya. “Iya benar mereka bertiga lagi ada di dalam ruangan, nantilah saya sampaikan perkembangnya”, singkatnya.

24 Maret lalu ditetapkan PT Gaya Prima pemenang paket peningkatan jalan Wakai – Kulingkinari di Kecamatan Una una, melalui pokja DPU BMPR Provinsi . Paket yang dibiayai melalui di bandrol senilai Rp5 Miliar. Setelah melalui proses yang di ikuti 44 peserta lelang, di putuskan milik orang Sulawesi yang beralamat di Jalan Juanda Kota Samarinda, itu keluar sebagai pemenang dengan harga penawaran sebesar Rp4.495.889.000.

Pada pelaksanaan paket peningkatan jalan sepanjang 5 kilometer di Desa Kavetan Kecamatan Una una pada April hingga masa berakhirnya pekerjaan dibulan September itu hanya sepanjang 1 kilometer yang di terlapisi oleh aspal, sedangkan sisanya sepanjang 4 kilometer hanya dilakukan penimbunan material seadanya dengan material gunung yang bercampur dengan batu karang.

“Tanah timbunannya menngunakan tanah gunung di sini, banyak batu karangnya dan berwarna kuning. Ini sudah buktinya seperti yang digunakan menimbun jalan ini. Melihat pagunya miliaran harusnya peningkatan jalan Wakai—Desa Kulingkinari sepanjang 5 kilomter sudah bisa diaspal semua. Aneh juga ada peningkatan jalan tapi faktanya tidak diaspal semua”. Kata salah seorang warga saat bercerita dibalik telfon genggamnya kepada .co belum lama ini.

Kurangnya pengawasan pada pelaksanaan ini di tenggarai menjadi faktor utama yang mengakibatkan pihak mengerjakan tersebut secara asal. Hal ini dibuktikan dengan kondisi campuran aspal yang digunakan pihak rekanan hanya menggunakan aspal karungan dan digoreng dibawa suhu normal dengan ketebalan hanya 2 cm dan lebar bervariasi.

ini menggunakan aspal karung. Sehingga kualitas aspal kurang bagus dan seperti tidak merekat. Kasihan masyarakat kepulauan kalau model pembangunan seperti ini. Mungkin karena jauh dari pantauan sehingga cara kerjanya asal-asalan”. Kesal dia dan meminta identitasnya tidak di publish.

Pekerjaan aspal pada sering kali tidak sesuai dengan spesifikasi teknis saat pelaksanaan di lapangan. Beberapa hal yang sering kali disoroti dalam pekerjaan aspal antara lain komposisi campuran aspal, cara pemadatan dan suhu penghamparan aspal. Suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal. Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan antar dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak.

Hal ini tentunya diduga kuat terjadi dalam paket Peningkatan jalan Wakai – Kulingkinari yang di bandrol senilai Rp4.495.889.000, yang dikerjakan PT Gaya Prima yang dihelat oleh DPU BMPR Provinsi . Prioritas membangun yang dipilih pemerintahan Longky melalui tangan kananya Kadis DPU BMPR . tidaklah keliru. Dengan Menggenjot pembangunan fisik hingga pelosok, Syaifulah Djafar  beserta dua bawahanya dipuja dan puji. Dari akrobat pendanaan hingga pencitraan. Hingga akhirnya terpanggil untuk datang di Polda .

Syafiufalah Djafar Kadis BMPR Provinsi dan bawahanya Asbudyanto Kabid Jalan dan ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat ponsel pribadinya enggan merespon. Keduanya sepertinya kompak memilih menutup diri rapat-rapat untuk tidak mau memberikan pernyataan sedikit pun kepada media ini. Hingga berita ini diterbitkan, keduanya masih memilih bungkam.

Melalui penelusuarn perwakilan .co di Kota Samarinda, Provinsi , belum lama ini menyebutkan jika PT Gaya Prima dengan NPWP 01.434.327.1-722.000, yang beralamat di Jln ir. H. Juanda II Blok C No 10,  adalah milik orang Sulawesi. Tidak ditemukan secara rinci. Akan tetapi dari beberapa informasi dilapangan juga disebutkan jika PT Gaya Prima yang tergabung dalam asosiasi Gapensi Kota Samarinda dan sering mengerjakan sejumlah paket di Pemerintah Kota Samarinda.

“Yang kami tahu PT Gaya Prima itu punya orang Sulawesi pak, persisnya Sulawesi tidak tahu pak. Mereka itu bubuhan (Group-red) dan sering mengerjakan di Samarinda. Saya lupa namanya, yang jelas nama itu tahu saya orangnya, karena sudah lama tidak main lagi ke kantor mereka jadi sudah lupa pak,” singkat Solikhin ketika ditemui perwakilan .co di Samarinda.

Untuk Tahun 2017 ini,  Hasil penelusuran .co, menemukan dalam rancangan anggaran, DPU dan Penataan Ruang Provinsi , menerima gelontoran dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah () sebesar Rp152.35 miliar, serta (DAK)  melalui APBN sebesar Rp21.75 miliar dana untuk penyelenggara jalan. Hal itu tentunya untuk mengejar target yang sudah ditentukan sebanyak 75 persen.

Dari ratusan miliar dana yang yang digelontorkan di tahun 2017 ini, diketahui untuk membiayai beberapa kegiatan peningkatan jalan, pembangunan jalan, jalan, serta pemeliharaan yang tersebar di beberapa daerah di Provinsi .

Hasil riset .co, dari beberapa sumber menyebutkan terkait dengan anggaran. Dari Total Rp174 miliar dan APBN tahun anggaran 2017, yang digelontorkan oleh Pemerintah kepada Syaifulah Dajafar yang menahkodai DPU BMPR Prov , untuk peningkatan jalan Wakai Kulingkinari yang dibandrol sebanyak Rp4.495.889.000, yang dikerjakan oleh PT Gaya Prima sebagai berikut.

  1. Peningkatan Jalan Wakai – Kulingkinari Sepanjang 5 Kilometer
  2. Target 5 Kilometer, Realisasi Hanya 1 Kilometer yang diaspal, 4 Kilometer hanya timbunan
  3. Pagu Rp5000.000.000, Penawaran terkoreksi Rp4.495.889.000,
  4. Penggunaan material lapisan dasar jalan hanya timbunan asalan bukan Base A
  5. Kandungan campuran material lapisan dasar jalan hanya menggunakan tanah kuning dan batu karang
  6. Penggunaan aspal karungan, dan proses penghamparan di bawa suhu normal
  7. Ketebalan aspal diduga hanya 2 cm dan lebar bervariasi.

Dengan mengusung slogan jalan provinsi mantap. Syaifulah Jafar gencar membangun hingga kebagian pelosok di daerah Provinsi . Mimpi besarnya menyediakan jaringan di semua wilayah dan memupus kesenjangan di sekujur daerah di . Terbagi menjadi strategis daerah, total kebutuhan anggaran pada 2017 mencapai Rp174 miliar lebih. Dari jumlah itu, Rp21.75 miliar mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan belanja daerah ().

Banyak menyerempet rambu, menyedot miliaran rupiah peningkatan jalan Wakai Kulingkinari, Syaifulah Djafar dan kedua bawahanya ini digeber agar terus melaju. Tidak ada yang mengetahui dan memberi jaminan. Pemerintah melalui , jor – joran menggeber sejumlah prioritas di sejumlah daerah. Alasanya, semuanya dalam mengatasi ketertinggalan. Khususnya dari sektor vital pembangunan jalan yang menghubungkan beberapa desa.

Dibandingkan dengan Provinsi lain, melalui ketersediaan anggaran, cukup mengesankan. Akan tetapi, melalui kalkulasi yang begitu matang, yang menggerus anggaran miliaran rupiah itu, dihasilkan dengan karya yang sangat buruk dan berakhir di Pemanggilan ketiganya di Ditreskrimsus Subdit III Kepolisian Daerah Polda pada 20 Desember lalu. Bagaimana kelanjutanya ?…

: Wahyudi / .co