UPAYA MENJAHIT WILAYAH STRATEGIS
Proyek peningkatan jalan ruas Mepanga – Pasir Putih – Basi, dikebut. Tiga kali lebih cepat dari pembangunan normal. Melibatkan tiga perusahaan kontruksi selama empat tahun medio 2015 hingga tahun 2018. Jalan Provinsi Sulawesi Tengah makin mantap.
Pemerintah Provinsi Sulteng jorjoran meningkatkan jalur penghubung lintas Kabupaten, di Buol, Tolitoli dan Parigi Moutong. Tak serta – merta mendongkrak pertumbuhan. Jalan beraspal membelah bukit bebatuan. Panjangnya 46.92 kilometer. Dalam sehari, rata-rata lima belas sampai dua puluh mobil melintas pulang – pergi dari Basi Kabupaten Tolitoli ke Mepanga, Kabupaten Parimout, Sulawesi Tengah.
“Meski kondisi jalan separuhnya belum seratus persen, akan tetapi masyarakat sudah merasakan manfaatnya”. Kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Sulawesi Tengah, Ir. Syaifulah Djafar, M.Si, melalui Kabid Jalan dan Jembatan, Asbudianto, ST. M.Si, ketika ditemui diruanganya belum lama ini.
Asbudianto menjelaskan, ruas koridor jalan Mepanga – Pasir Putih – Basi di provinsi di Sulteng telah membentang panjang. Disana – sini harus menanjak dan menurun, berkelok-kelok, melingkar dan memutar bagai ular. Di sejumlah titik, jalan harus keluar masuk hutan, dilokasi lain bak membelah perkebunan. Ini jadi panorama elok impresif.
Dari total panjang 46,92 kilometer jalan ruas koridor Mepanga – Pasir putih – Basi di Sulawesi Tengah, tambah Asbudianto , sebagian besar 95 persen sudah berkondisi mantap. Kendaraan dapat melaju kencang, terutama dijalan lurus. Kesan lain, disisi jalan hadir eksotiknya alam dengan bukit dan gunung, lembah, dan hamparan perkebunan.
“Salah satu fungsi jalan provinsi adalah menjahit wilayah-wilayah agar terhubung dengan baik dalam rangka pengembangan demi terwujudnya infrastruktur jalan provinsi yang optimal sehingga transportasi antar daerah satu dengan daerah lain dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dapat berjalan maksimal,” katanya kepada trilogi.co.id.
Asbudianto menambahkan untuk penanganan pada ruas koridor Mepanga – Pasir putih – Basi, yang merupakan jalur strategis dan konektifitas antar Kabupaten yang menghubungkan Parigi Moutong – Tolitoli – dan Kota Palu, menjadi semakin cepat, efektif, masih membutuhkan anggaran. Jalur strategis tersebut tidak dikerjakan sekaligus akibat minimnya anggaran.
“Tahun Anggaran 2018 lalu hanya dikerjakan sepuluh kilometer yang dikerjakan oleh Bolong (Kontraktor PT Wahana Cipta Lestari) melalui DAK Penugasan,” bebernya sembari menambahkan jika pembangunan akses jalan tersebut lebih dekat menghubungkan Kabupaten Tolitoli dan Buol ke Palu dibanding melintas melalui pantai barat Kabupaten Donggala.
Penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan oleh Dinas
PU BMPR Provinsi Sulawesi Tengah tidak hanya fokus pada
pembangunannya saja, tetapi juga melihat aspek pemeliharaan sebagai hal
yang penting, bahkan dibutuhkan biaya lebih besar agar kondisi jalan dan
jembatan selalu dalam kondisi mantap. “Kalau jalan ini sudah mulus pertumbuhan
ekonomi masyarakat di sekitarnya juga semakin cepat,” tegasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh trilogi.co.id, penanganan pada ruas koridor Mepanga
– Pasir Putih – Basi, telah dilakukan sejak TA 2015 hingga TA 2018. Hal ini
tentunya untuk mewujudkan system jaringan jalan yang andal, terpadu dan
berkelanjutan di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah demi mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Berikut data –datanya.
- TA 2015, Kegiatan Peningkatan Jalan Wilayah Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol pada paket Peningkatan Jalan Pasir Putih – Basi yang dibiayai oleh (DAK Tambahan), panjang rencana 7 kilometer dimulai dari titik Km 296 + 500 sampaia dengan 303 + 500, panjang realisasi 7 kilometer dengan jenis penangnan (AC – AW) yang dikerjakan oleh PT Anugerah Jaya Kontgruksi, dengan nilai kontrak Rp9.678.327.000.
- TA 2016, Kegiatan Peningkatan Jalan Wilayah Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol pada paket Peningkatan Jalan Mepanga – Pasir Putih yang dibiayai oleh (DAK Reguler), panjang rencana 5 kilometer dimulai dari titik Km 291 + 500 sampaia dengan 296 + 500, panjang realisasi 5 kilometer dengan jenis penangnan (AC – AW) yang dikerjakan oleh PT Silkar National, dengan nilai kontrak Rp11.344.321.000.
- TA 2017, Kegiatan Peningkatan Jalan Wilayah Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol pada paket Peningkatan Jalan Mepanga – Pasir Putih yang dibiayai oleh (DAK Penugasan), panjang rencana 7,5 kilometer dimulai dari titik Km 284 + 500 sampaia dengan 291 + 500, panjang realisasi 8 kilometer dengan jenis penangnan (AC – AW) yang dikerjakan oleh PT Wahana Cipta Lestari, dengan nilai kontrak Rp21.247.670.000.
- TA 2018, Kegiatan Peningkatan Jalan Wilayah Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol pada paket Peningkatan Jalan Mepanga – Pasir Putih yang dibiayai oleh (DAK Penugasan), panjang rencana 10 kilometer dimulai dari titik Km 273 + 500 sampaia dengan 283 + 500, panjang realisasi 10,120 kilometer dengan jenis penangnan (AC – AW) yang dikerjakan oleh PT Wahana Cipta Lestari, dengan nilai kontrak Rp22.349.542.000.
Pada tahun 2019 ini Pemerintah provinsi Sulawesi Tengah melalui dinas PU BMPR terus melakukan peningkatan Infrastruktur Jalan, Baik melakukan Pemeliharaan terhadap jalan yang sudah ada dan juga melakukan pembangunan atau peningkatan Jalan yang dianggap penting dan prioritas.
Pemeliharaan jalan merupakan serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk menjaga agar struktur jalan dan fungsi jalan meningkat menjadi lebih baik. Pemeliharaan jalan raya ini perlu dilaksanakan mengingat sebagian struktur perkerasan jalan tidak dapat selalu rata selama umur rencananya tanpa adanya kerusakan.
Ada masa dimana keadaan perkerasan jalan mulai memburuk hingga pada tingkat yang tidak layak, untuk itu diperlukan suatu pemeliharaan agar kondisi jalan kembali pada tingkat pelayanan yang memadai, sehingga lalu lintas kendaraan dapat berjalan baik dan lancar.
Usaha melakukan perbaikan-perbaikan dengan tujuan untuk memperpanjang umur rencana biasa disebut dengan pekerjaan pemeliharaan jalan. Dari survey kondisi jalan didapatkan hasil prioritas pemeliharaan jalan yang dapat berupa peningkatan jalan, overlay atau pemeliharaan rutin berupa penambalan-penambalan. Selain itu termasuk juga dalam pemeliharaan jalan.
Trilogi.co.id sedikit menguraihkan, jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang, bergelombang, retak-retak dan pelepasan butiran serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya
Penanganan ruas jalan provinsi merupakan keharusan yang masuk dalam agenda kerja dinas Bina Marga sulteng. Hal ini menjadikan bahwa ruas jalan provinsi merupakan sarana prasarana yang fungsinya menghubungkan masyarakat lintas lokasi dalam menikmati perjalanan sangatlah nyaman.
Dari catatan Trilogi.co.id, kondisi jalan Provinsi sebelum ada pelimpahan kewenangan sesuai Undang – undang 23 tahun 2014, panjang jalan provinsi mencapai 1680 kilometer yang tersebar di wilayah kabupaten/kota se-Sulteng hampir semua sudah terkoneksi. Setelah ada perubahan pelimpahan kewenangan, jalan Provinsi menjadi jalan Nasional maka panjang jalan Provinsi menjadi 1411 kilometer dengan 303 unit jembatan.
Sampai saat ini, kondisi jalan mantap (baik dan sedang) masih 60,36 persen. Artinya, dari total 1.411.53 kilometer jalan provinsi, masih ada 39,64 persen jalan yang rusak ringan dan rusak berat pada tahun 2017 lalu. Jalan provinsi ini menghubungkan pusat-pusat produksi. Masalah lainnya adalah terdapat ketimpangan antara kemantapan jalan Nasional dan jalan provinsi serta jalan daerah.
Hasil riset Trilogi.co.id, pada TA 2017 lalu dari Total Rp174 miliar APBD dan APBN, yang digelontorkan oleh Pemerintah kepada DPU BMPR Prov Sulteng, sebagai berikut.
- Alokasi APBD Rp152.35 miliar dan Alokasi DAK APBN Rp21.75 miliar
- Target penyelenggaraan jalan sebanyak 79 persen.
- Peningkatan jalan sepanjang 30 kilometer
- Pemeliharaan rutin jalan sepanjang 1.385 kilometer
- Dan pemeliharaan jembatan sebanyak 303 unit
- Pembangunan jalan 8 kilometer
Dengan mengusung slogan jalan Provinsi mantap. Dinas PU BMPR gencar membangun proyek infrastruktur hingga kebagian pelosok di daerah Provinsi Sulteng. Mimpi besar menyediakan jaringan konektivitas di semua wilayah dan memupus kesenjangan ekonomi di sekujur daerah di Sulteng. Terbagi menjadi proyek strategis daerah, total kebutuhan anggaran infrastruktur pada 2017 mencapai Rp174 miliar lebih. Dari jumlah itu, Rp21.75 miliar pembiayaan mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan belanja daerah (APBD).